Selasa, 29 Maret 2011

RENCANA PENGADAAN BARANG DAN JASA


bersama ini kami sampaikan pengumuman pengadaan barang dan jasa satuan kerja Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. bagi yang memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi via email btn_gciremai@ymail.com/blog www.btngciremai.blogspot.com atau website kami www.tnciremai.org

terima kasih

Admin

Minggu, 27 Maret 2011

BERSATUNYA KORSA RIMBAWAN MELALUI HARI BHAKTI RIMBAWAN

Tepat pada tanggal 16 Maret 2011 yang lalu, seluruh Rimbawan di Indobesia merayakan lahirnya Kementerian Kehutanan yang ke-28. Dalam rangka mempererat persatuan korsa Rimbawan khususnya di Kabupaten Kuningan maka diadakan rangkaian acara hari Bhakti Rimbawan yang dimulai dengan upacara di Buper Balong Dalem kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dengan tema “Dengan Jiwa Korsa Rimbawan Kita Tingkatkan Partisipasi Masyarakat untuk Mewujudkan Hutan Lestari dan Masyarakat Sejahtera”. Dalam upacara tersebut, dipimpin langsung oleh Bupati Kuningan, H. Aang Hamid Suganda. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pesan bahwa tujuan utama rimbawan adalah bagaimana melestarikan keberadaan kawasan hutan dan mengelola sesuai dengan fungsi dan peruntukannya sehingga jangan sampai sesama rimbawan terjadi kesalahpahaman yang berujung pada hubungan yang kurang baik. Melalui acara ini, mari kita wujudkan pembangunan hutan sesuai dengan tema yang diusung pada hari Bhakti Rimbawan yang ke-28 ini.
Setelah melaksanakan upacara Hari Bhakti Rimbawan, kegiatan dilanjutkan dengan donor darah. Melalui PMI, para rimbawan berbagi kasih kepada sesama dengan mendonorkan darah mengingat kebutuhan darah di PMI semakin lama semakin meningkat. Setelah kegiatan donor darah, kegiatan lainnya adalah perlombaan diantaranya polo air dan permainan kelereng. Perlombaan diikuti oleh 8 kontingen dari instansi hijau yaitu Balai TNGC, Perum Perhutani, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, BPLHD, BP4K, Perkebunan Geger Halang, PDAU dan Universitas Kuningan. Kegiatan perlombaan tidak berhenti sampai pada hari itu, pada tanggal 22 Maret 2011 dilanjutkan dengan permainan penyisihan futsal di Futsal Center Ayong dan pada tanggal 24 Maret 2011 dilanjutkan dengan penyisihan Bulu Tangkis di lapangan bulutangkis Ainurrafiq.
Acara penutupan akan dilakukan di kantor Balai TNGC pada Jum’at malam tanggal 24 Maret 2011 yang akan diisi hiburan live music, perlombaan catur dan domino serta pengumuman juara masing-masing kategori perlombaan. Diharapkan dengan moment seperti ini, kekuatan korsa rimbawan kab Kuningan selalu terjalin dan saling mendukung satu sama lain sehingga permasalahan di lapangan dapat diatasi dengan baik sebagaimana tema yang diusung pada Hari Bhakti Rimbawan ke-28. Hidup Korsa Rimbawan, salam lestari

Rabu, 23 Maret 2011

SHOGUN 125 RR VS SUPRA X 125

Road race atau kebut-kebutan di jalan yang berakhir tidak menyenangkan.

Sebenarnya kejadian ini sama sekali tidak diduga sebelumnya, saat itu aku (mengendarai:Absolute Revo) dan salah seorang temanku (mengendarai:Supra X 125) hendak pulang dari mengantarkan pesanan makanan. 

Awalnya ketika berangkat juga sudah ngebut, di lalu lintas yang ramai sekitar jam 10.00 pagi di area Palur memacu motor dengan kecepatan rata-rata 95-100 kpj, aku di belakang dan temanku yang membuka jalan, tak peduli lalu-lintas ramai yang penting bisa sampai dengan cepat. Pulangnya bisa lebih ngebut lagi karena merasa tidak membawa beban. Namun kejadian yang tak terduga ketika memacu motor 100 kpj dari arah Palur menuju Bak Kramat dengan posisi masih sama, aku yang di belakang dan terus menempel si Supra 125 tiba-tiba dipotong 2 orang yang berboncengan dengan Shogun 125 RR. Shogun tidak menghiraukan aku yang dibelakang Supra dari tadi, bahkan dia cenderung menempel Supra dengan kecepatan tinggi. Bahkan ketika sudah masuk jalan kecil Supra masih ditempel terus, masuk kompleks perumahan masih ditempel juga hingga berhenti di tempat kosnya temanku.


Dalam pikiranku awal, melihat dari style Shogun seperti seorang intel atau polisi yang berdandan preman. Pikiranku mulai berpikir yang aneh-aneh...Jangan-jangan...dsb. Setibanya di lokasi Shogun menanyai temanku si Supra tapi menjauh dari aku dan orang-orang disekitarnya, katanya motor temanku bermasalah, kurang lebih seperti itu yang bisa ku dengar. Lalu temanku diminta ikut ke kantor oleh Shogun tadi, dan tanpa berlama-lama temanku ikut dengan shogun yang mengejarnya. Tinggalah aku bengong tanpa tahu apa yang terjadi.

Karena khawatir melihat kondisi yang agak ganjil, maka aku berusaha menghapalkan ciri-ciri yang mengejar tadi. Selang beberapa saat temanku tak tanya-tanyai ternyata memang motornya bermasalah, dan karena beberapa hal mau tidak mau motor harus di sita oleh perusahaan pembiayaan. Sehingga sekarang sudah jelas permasalahannya, dan aku tidak khawatir lagi. Namun ada satu hal yang sebenarnya ingin aku tahu, kira-kira kalo jalannya masih jauh dan sama-sama masih ngebut bisa ketangkep gak yah kira-kira...Shogun 125 RR vs Supra X 125. hehehe

Spec Shogun 125 RR


Spec Supra X 125

Sabtu, 19 Maret 2011

Pilih Bengkel AHASS yang BESAR atau kecil?

Bagi pengguna motor Honda, servis rutin ataupun insidental ketika ada kendala dengan motor Hondanya sebagian besar mempercayakan ke Ahass. Selain memang ini merupakan bengkel resmi untuk merek Honda, di bengkel ini sudah ada standart kualitas pelayanan, peralatan dan pengalaman menangani "Honda", sebagian orang yang menservis kan Hondanya ke bengkel lain karena mereka sudah tahu betul bengkel yang bersangkutan memang hasil pekerjaan maupun pelayanannya memuaskan.

Namun sebagian bengkel Ahass karena pelayanannya sangat memuaskan kebanjiran pelanggan. Ini pengalaman beberapa hari yang lalu ketika hendak menserviskan motor baru, tapi bukan motorku.hehe
Niat awal mau servis di bengkel Ahass yang juga Dealer tempat kemaren mengambil motor baru tersebut karena siapa tahu gratis, karena baru beberapa hari sudah ada trobel. Jika mau menggunakan fasilitas servis gratis dan ganti oli gratis masih "eman-eman" karena jarak tempuh  juga belum jauh, dan belum waktunya servis sebenarnya.


Datang di bengkel jam 9 pagi, begitu menyerahkan kontak motor dan menceritakan kondisi trobelnya "Gubrakkk..." ternyata untuk bisa ditangani motor ini harus mendapatkan nomor antrian 36 dan itu diperkirakan selesai nanti siang sekitar pukul 14.00, ampun deh...

Akhirnya tidak jadi, dan kontak tak ambil kembali lalu muter untuk cari Ahass yang kecil. Dalam pikiranku yang kecil mesti yang ngantri gak sebanyak tadi dan bisa langsung ditangani. Setelah ketemu dan menunggu beberapa saat untuk diperbaiki, maka motor sudah beres kembali dan hanya dikenai biaya Rp 5.000,- saja.

Bagi sebagian orang servis di Ahass yang kecil kurang yakin, atau mungkin pernah mengalami kekecewaan karena suatu hal. Namun yang menjadi kesimpulanku adalah, tak masalah seberapa kecil asal kita tahu itu bagus. Mungkin ada satu dua yang pernah kurang memuaskan tapi berdasarkan pengalaman pribadi servis di bengkel resmi penanganannya lebih profesional dibandingkan dengan yang lain, karena mungkin juga mereka spesialis di bidangnya jadi bisa lebih bagus dalam mengerjakan atau menangani masalah.

Jadi, ketimbang repot-repot ngantri ber jam-jam mending ke yang kecil tapi bisa cepet, toh sudah ada standartnya. Kalo kurang puas bisa di komplain juga...

Senin, 14 Maret 2011

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI MODEL DESA KONSERVASI *)


Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) tidak hanya melakukan fungsi perlindungan dan pengamanan kawasan namun juga memperhatikan aspek lainnya yaitu masyarakat di sekitar kawasan TNGC. TNGC dikelilingi 45 (empat puluh lima) desa yang terdiri dari 27 desa di Kab Kuningan dan 18 desa di Kab Majalengka. Dari 45 desa tersebut, 37 desa diantaranya merupakan desa yang memiliki akses di kawasan Hutan Gunung Ciremai sebelum statusnya menjadi taman nasional. Berganti status maka berganti pula pengelolaannya, begitupula akses masyarakat yang tidak boleh melakukan pemanfaatan berbasis lahan di dalam kawasan.

menindaklanjuti hal tersebut maka Balai TNGC mengembangkan program MDK (Model Desa Konservasi) yang telah lama diusung oleh Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. untuk tahun 2011, MDK dilakukan di 6 desa yaitu Desa Cipulus, Gunung Wangi dan Bantaragung (Kab Majalengka) dan Desa Karang Sari, Cisantana dan Sankanerang (Kab Kuningan). Sebelum dilakukan program, maka dilakukan pembentukan MDK dalam rangka pembentukan kapasitas anggota sehingga Lembaga MDK dapat berjalan secara berkelanjutan sampai tahun-tahun berikutnya.

program yang diberikanpun disesuaikan dengan potensi yang ada. penggalian potensi yang dimaksd berdasarkan PRA (Participatory Rural Appraisal) dengan 12 metode, dimana metode ini diperkenalkan kepada masyarakat dan dipraktekkan sesuai dengan kebutuhan. metode tersebut diantaranya peta mobilitas, jadwal keseharian, kalender musim, matriks pilihan, dan penelusuran sejarah. Selain itu, dengan melakukan metode ini, LMDK dapat menyusun rencana kerja selama 5 tahun mendatang sehingga LMDK dapat berjalan secara terus menerus.

berdasarkan rencana strategis TNGC, sampai dengan tahun 2015 TNGC akan membentuk 24 MDK yang diharapkan lima tahun mendatang desa-desa yang sebelumnya ketergantungan terhadap kawasan dapat melakukan usaha lain yang mandiri sehingga secara bertahap perekonomian dapat meningkat.


*) Nisa Syachera F

Calon Penyuluh Kehutanan TNGC

Rabu, 09 Maret 2011

SOLO TOURING # 3 (KOPENG)

Potongan Peta Jawa Tengah

Tanggal 8 Maret 2011.
Event kali ini merupakan event dadakan, artinya tidak disengaja ataupun direncanakan sebelumnya. Ide ini muncul hanya 1 jam sebelum keberangkatan, waktu yang sangat mepet untuk merencanakan keberangkatan.

Namun poin plus yang bisa didapatkan jika mengadakan event touring dadakan adalah kita  dituntut untuk bisa berpikir cepat dan akurat dalam memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang ada, cepat menyiapkan perkap safety riding, toolkit, P3K, dan perkap pendukung lainnya. 

Tapi tentu saja tidak lepas dari kekurangan-kekurangan juga, tetap saja ada barang-barang yang "sebenarnya" jika kita bawa bisa menjadikan kita lebih nyaman, tapi jika barang itu tidak terbawapun tetap tidak mengurangi safety riding selama perjalanan.

Berikut adalah Rundown event kali ini:
  1. Start dari Mojosongo, Solo pukul 09.27. Mengambil rute Solo - Kartosuro - Teras - Ampel - Tengaran. Berhenti sejenak di Tengaran untuk melihat peta Jawa Tengah. Saat itu tepat pukul 10.25 pada km 45 dari total perjalanan hari ini.
  2. Riding berlanjut melalui Salatiga - Getasan - Kopeng. Di Salatiga berhenti sejenak di salah satu Indomaret untuk membeli minuman dingin sambil memastikan bahwa jalan yang diambil tidak salah.
  3. Jalanan mendekati wilayah Kopeng sudah di dominasi dengan hawa dingin pegunungan, jalanan yang berkelok-kelok khas pegunungan, dan view yang hampir sama dengan jalanan naik ke Ketep Pass dari arah Selo, Boyolali.
  4. Pukul 11.02 telah mencapai km 64, berhenti sejenak ketika melihat papan penunjuk jalan (Wah...Asiik sebentar lagi masuk Kopeng) 
  5. Melintasi daerah Kopeng sambil tetap riding dengan kecepatan lambat menikmati hawa sejuk, namun hingga beberapa saat aku belum juga bisa menemukan lokasi yang menarik untuk sejenak bersantai sambil menikmati pemandangan dan "itung-itung" mendinginkan mesin motor yang sudah hampir 2 jam dipacu. Diantara beberapa warung yang ada belum ada yang menarik hati. Akhirnya riding tetap berlanjut dan tidak jadi mampir, menikmati suasana dengan berkendara pelan-pelan sambil menghirup lega karena yang kucari sudah ketemu (berawal dari hanya mendengar bahwa daerah Kopeng itu dingin dan segar maka berbekal peta Jawa Tengah dengan skala 1 : 1.000.000 aku berhasil menemukan tempat ini)
  6. Jika dalam peta daerah Kopeng hampir sejajar dengan Gunung Merbabu dan sebelah selatannya lagi Gunung Merapi, namun memang tidak terdapat jalan tembus, sehingga jalur memang melingkar. Perkiraan awalku ada jalan tembus dari daerah Kopeng ke Ketep Pass, tapi ternyata tak cari tidak ada maka lewat dari daerah Kopeng aku terus menuju ke arah Magelang. Gerbang selamat datang Magelang sudah menyambut aku tetap lurus terus, sampai disini aku yakin kalau memang ada jalan tembus yang bisa menjadikan aku mencapai Ketep.
  7. Pukul 11.25 aku mencapai km 77 dan melihat papan penunjuk jalan lagi (aku semakin yakin bisa menembus Ketep Pass). Jalur menuju Ketep ternyata juga tidak jauh berbeda dengan yang ada jika kita naik ke Ketep melalui Selo, namun suguhan pemandangan disini lebih eksotis lagi. Terdapat jembatan yang seram dan cantik yang menjadikan aku tiba-tiba berhenti mendadak untuk sejenak menikmati suasan seram dan seru disitu.
  8. Pukul 11.47 di km 86 tiba di Ketep Pass dengan rasa senang penuh keberhasilan. Suasana disini sangat nyaman karena tidak terlalu ramai sehingga aku bisa bebas memilih Warung yang terdapat pemandangan alam lepas yang paling cantik. Di warung kecil ini aku memesan jangung bakar pedas ditambah kopi panas. Alhamdulillah, mendinginkan mesin dan memanaskan badan dengan cara yang sangat menyenangkan.
  9. Setelah puas menikmati pemandangan dan hidangan aku kembali ke Solo melalui Selo - Cepogo - Boyolali - Colomadu - Terminal dan finish di Kampus UNS pukul 13.45 di km 152. 
  10. Sebuah ciri khas alam di daerah Ketep yang aku alami lagi ketika turun gunung...Jika kabut sudah turun, bisa dipastikan berkilo-kilo meter di depan akan tetap tertutup kabut yang pekat, cukup pekat hingga lampu jauh motor dinyalakan sama sekali tidak menyilaukan pengendara didepannya. Jarak pandang hanya sekitar 15-20 m saja. Ditambah lagi jika sudah begini biasanya bercampur dengan gerimis dan tak lama lagi hujan, dan dingin.
  11. Alhamdulillah sampai solo tidak hujan walaupun agak mendung-mendung.

ENDING

Biaya:
Total Bensin : Rp 15.000 (dengan motor Honda 100cc)
Kopi+Jagung bakar : Rp  5.000 (lokasi Ketep Pass) 
Minuman dingin : Rp  3.000 (Indomaret Salatiga)

Perkap:
Helm, jaket, ransel, sarung tangan, sepatu, jas hujan

Additional:
Pompa portabel, P3K, Selang kecil, korek, pisau lipat, Peta Jawa Tengah skala 1:1.000.000
Total jarak tempuh: 152 km
Kecepatan rata-rata: 80 kpj

Hal besar yang terlupakan: KAMERA TIDAK TERBAWA...

Impian besarku yang entah kapan terlaksananya....
(Solo Touring Katulistiwa; Solo Touring dari Solo ke Tugu Katulistiwa, Pontianak, Kalimantan)

Semoga...

Selasa, 08 Maret 2011

BRAKET BERKUALITAS

Tiap orang yang mempunyai box motor tentu sudah tak asing lagi dengan barang yang satu ini. Karena memang alat inilah yang menjadi tumpuan utama atau landasan satu-satunya untuk box yang dipasang. Untuk mendapatkannya pun juga tidak sulit, di toko aksesoris motor yang menjual box hampir bisa dipastikan mereka menyediakan braket juga sesuai dengan jenis motor yang akan kita pasangi box tersebut, tukang las yang biasa mengerjakan teralis, pintu geser, pagar besi dan sejenisnya pun juga bisa membuatkan braket asalkan kita bisa memberikan gambaran yang gamblang dan desain yang akurat untuk orang yang mengerjakan. Untuk masalah harga juga sangat variatif, berdasarkan pengalaman penulis untuk tipe monorack harga mulai dari 50 ribuan hingga ratusan ribu, semua itu tergantung jenis motor yang kita gunakan, kualitas yang kita inginkan, dan ukuran box yang akan kita pasang di motor kita.

Namun seberapapun variatif braket yang bisa kita pilih yang menjadi pertimbangan pertama kali adalah kesesuaian dengan motor dan kekuatan braket yang kita gunakan. Berdasarkan pengalaman yang pernah dialami penulis sendiri, braket yang banyak tersedia ditoko aksesoris dan dengan plat besi yang tipis memang cukup ekonomis dan untuk menyangga beban box beserta isinya dijalan datar memang bisa dibilang "cukup". Tapi silahkan dicoba untuk melewati trek jalan yang berat, bergelombang dengan kubangan yang cukup dalam, jalanan berkerikil, aspal pecah, dan kerusakan jalan yang lain. Braket sangat berpotensi patah, melengkung, retak, dan sejenisnya.

Gambar dibawah ini merupakan braket dengan plat tipis yang terpasang pada Honda Revo 100 cc dan dengan diduduki box Givi E26 dengan berat muatan maksimum 3 kg. Padahal saat digunakan muatan dalam box tidak sampai 3 kg, namun karena jalan yang dilewati termasuk medan berat (Jalur tembus Purwodadi-Demak melalui Godong) sehingga otomatis braket yang kalah dan melengkung. Setelah itu body motor lah yang menjadi korbannya. Padahal saatitu acara Touring belum selesai, namun alhamdulillah rute berikutnya adalah medan jalan raya yang halus hingga sampai di rumah kembali sehingga tidak memperparah kerusakan.
Sebelum berangkat touring braket pernah melengkung karena melewati jalanan yang kurang bagus, namun setelah melengkung braket dibawa ke tukang las dan dilas lagi sesuai ukuran yang proporsional baru kemudian dicat dan siap untuk dibawa touring "Cross Country Muria". Walhasil, karena memang kualitas besi yang kurang baik ditambah lagi plat besi yang digunakan sebagai bahan dasar cukup tipis maka biarpun sudah di las tetep saja melengkung lagi.

Body motor lecet-lecet dihantam besi braket
Belajar dari pengalaman tersebut maka saya mulai hunting di google, kaskus, tokobagus.com, dan banyak lagi yang lainnya untuk bisa mendapatkan braket dengan kualitas yang mumpuni namun dengan harga yang masih terjangkau untuk kantong. Akhirnya berdasarkan dari berbagai referensi dan pertimbangan saya memutuskan pesan agar dibuatkan oleh Kucay Lampung. Setelah mendapatkan nomornya saya telpon dan memesan yang sesuai dengan motor yang akan dipasangi braket, setelah itu transfer ke rekening Kucay + sms alamat pengiriman, setelah itu tinggal menunggu braket datang di alamat yang saya pesankan.
Braket Kucay + Base plate Givi

Barang datang, saya pasangi base plate givi dan siap dipake jalan2...
Ternyata memang untuk braket yang satu ini memang jauh lebih kuat dibanding yang sebelumnya, kuat tanpa goyang2 ataupun manggut2. Bagi yang ingin menggunakan braket untuk box motornya silahkan dipilih dengan cermat dan teliti agar tidak mengganggu kenyamanan berkendara maupun perjalanan.


Keep The Best Performance and Safety Riding


Posisi yang Safe dan tidak menghantam body




Test Braket, dibawa jalan-jalan
Posisi samping yang mantab