Potongan Peta Jawa Tengah |
Tanggal 8 Maret 2011.
Event kali ini merupakan event dadakan, artinya tidak disengaja ataupun direncanakan sebelumnya. Ide ini muncul hanya 1 jam sebelum keberangkatan, waktu yang sangat mepet untuk merencanakan keberangkatan.
Event kali ini merupakan event dadakan, artinya tidak disengaja ataupun direncanakan sebelumnya. Ide ini muncul hanya 1 jam sebelum keberangkatan, waktu yang sangat mepet untuk merencanakan keberangkatan.
Namun poin plus yang bisa didapatkan jika mengadakan event touring dadakan adalah kita dituntut untuk bisa berpikir cepat dan akurat dalam memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang ada, cepat menyiapkan perkap safety riding, toolkit, P3K, dan perkap pendukung lainnya.
Tapi tentu saja tidak lepas dari kekurangan-kekurangan juga, tetap saja ada barang-barang yang "sebenarnya" jika kita bawa bisa menjadikan kita lebih nyaman, tapi jika barang itu tidak terbawapun tetap tidak mengurangi safety riding selama perjalanan.
Berikut adalah Rundown event kali ini:
- Start dari Mojosongo, Solo pukul 09.27. Mengambil rute Solo - Kartosuro - Teras - Ampel - Tengaran. Berhenti sejenak di Tengaran untuk melihat peta Jawa Tengah. Saat itu tepat pukul 10.25 pada km 45 dari total perjalanan hari ini.
- Riding berlanjut melalui Salatiga - Getasan - Kopeng. Di Salatiga berhenti sejenak di salah satu Indomaret untuk membeli minuman dingin sambil memastikan bahwa jalan yang diambil tidak salah.
- Jalanan mendekati wilayah Kopeng sudah di dominasi dengan hawa dingin pegunungan, jalanan yang berkelok-kelok khas pegunungan, dan view yang hampir sama dengan jalanan naik ke Ketep Pass dari arah Selo, Boyolali.
- Pukul 11.02 telah mencapai km 64, berhenti sejenak ketika melihat papan penunjuk jalan (Wah...Asiik sebentar lagi masuk Kopeng)
- Melintasi daerah Kopeng sambil tetap riding dengan kecepatan lambat menikmati hawa sejuk, namun hingga beberapa saat aku belum juga bisa menemukan lokasi yang menarik untuk sejenak bersantai sambil menikmati pemandangan dan "itung-itung" mendinginkan mesin motor yang sudah hampir 2 jam dipacu. Diantara beberapa warung yang ada belum ada yang menarik hati. Akhirnya riding tetap berlanjut dan tidak jadi mampir, menikmati suasana dengan berkendara pelan-pelan sambil menghirup lega karena yang kucari sudah ketemu (berawal dari hanya mendengar bahwa daerah Kopeng itu dingin dan segar maka berbekal peta Jawa Tengah dengan skala 1 : 1.000.000 aku berhasil menemukan tempat ini)
- Jika dalam peta daerah Kopeng hampir sejajar dengan Gunung Merbabu dan sebelah selatannya lagi Gunung Merapi, namun memang tidak terdapat jalan tembus, sehingga jalur memang melingkar. Perkiraan awalku ada jalan tembus dari daerah Kopeng ke Ketep Pass, tapi ternyata tak cari tidak ada maka lewat dari daerah Kopeng aku terus menuju ke arah Magelang. Gerbang selamat datang Magelang sudah menyambut aku tetap lurus terus, sampai disini aku yakin kalau memang ada jalan tembus yang bisa menjadikan aku mencapai Ketep.
- Pukul 11.25 aku mencapai km 77 dan melihat papan penunjuk jalan lagi (aku semakin yakin bisa menembus Ketep Pass). Jalur menuju Ketep ternyata juga tidak jauh berbeda dengan yang ada jika kita naik ke Ketep melalui Selo, namun suguhan pemandangan disini lebih eksotis lagi. Terdapat jembatan yang seram dan cantik yang menjadikan aku tiba-tiba berhenti mendadak untuk sejenak menikmati suasan seram dan seru disitu.
- Pukul 11.47 di km 86 tiba di Ketep Pass dengan rasa senang penuh keberhasilan. Suasana disini sangat nyaman karena tidak terlalu ramai sehingga aku bisa bebas memilih Warung yang terdapat pemandangan alam lepas yang paling cantik. Di warung kecil ini aku memesan jangung bakar pedas ditambah kopi panas. Alhamdulillah, mendinginkan mesin dan memanaskan badan dengan cara yang sangat menyenangkan.
- Setelah puas menikmati pemandangan dan hidangan aku kembali ke Solo melalui Selo - Cepogo - Boyolali - Colomadu - Terminal dan finish di Kampus UNS pukul 13.45 di km 152.
- Sebuah ciri khas alam di daerah Ketep yang aku alami lagi ketika turun gunung...Jika kabut sudah turun, bisa dipastikan berkilo-kilo meter di depan akan tetap tertutup kabut yang pekat, cukup pekat hingga lampu jauh motor dinyalakan sama sekali tidak menyilaukan pengendara didepannya. Jarak pandang hanya sekitar 15-20 m saja. Ditambah lagi jika sudah begini biasanya bercampur dengan gerimis dan tak lama lagi hujan, dan dingin.
- Alhamdulillah sampai solo tidak hujan walaupun agak mendung-mendung.
ENDING
Biaya:
Total Bensin : Rp 15.000 (dengan motor Honda 100cc)
Kopi+Jagung bakar : Rp 5.000 (lokasi Ketep Pass)
Minuman dingin : Rp 3.000 (Indomaret Salatiga)
Perkap:
Helm, jaket, ransel, sarung tangan, sepatu, jas hujan
Additional:
Pompa portabel, P3K, Selang kecil, korek, pisau lipat, Peta Jawa Tengah skala 1:1.000.000
Total jarak tempuh: 152 km
Kecepatan rata-rata: 80 kpj
Hal besar yang terlupakan: KAMERA TIDAK TERBAWA...
Impian besarku yang entah kapan terlaksananya....
(Solo Touring Katulistiwa; Solo Touring dari Solo ke Tugu Katulistiwa, Pontianak, Kalimantan)
Semoga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar