Situs Gunung Padang: Hasil Penelitian Dikaji Ulang
Pemerintah sedang menyiapkan desain penelitian jangka panjang terhadap Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebagai langkah awal, hasil-hasil penelitian yang selama ini sudah berjalan akan dikaji ulang terlebih dulu.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan mengatakan, desain penelitian jangka panjang ini dilakukan untuk membuktikan mana pemahaman yang benar dan yang tidak antara peneliti yang satu dan peneliti yang lain. Langkah itu juga untuk mengembalikan penelitian Gunung Padang pada ranah penelitian akademik.
“Kita ingin mengembalikannya pada penelitian akademik murni. Tidak ada lagi tekanan dari kanan atau kiri,” katanya, di Jakarta, Senin (27/4).
Akhir tahun lalu pemerintah telah membentuk Tim Nasional Penelitian dan Pengelolaan Situs Gunung Padang yang diketuai Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto. Namun, penelitian belum bisa dimulai karena Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan meminta tim untuk memperbarui proposal.
Menurut Kacung, tim nasional melibatkan banyak ahli dan bukan sekadar kelompok eksklusif tertentu. Penelitiannya nanti dilakukan secara transparan dan bisa dipantau publik sehingga perdebatan akademik bisa dilakukan secara terbuka.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang tahun 2014 telah melakukan pengeboran dan ekskavasi di Situs Gunung Padang. Tim yakin menemukan hal-hal baru, tetapi banyak arkeolog dan geolog membantahnya dengan berbagai alasan.
Tunggu pembuktian baru
Secara terpisah, dosen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, sekaligus mantan Ketua Arkeologi TTRM Gunung Padang, Ali Akbar, mengatakan, pihaknya siap menerima masukan dan pembuktian baru dari arkeolog lain tentang situs tersebut. Dalam penelitian di Gunung Padang, TTRM melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu.
“Kami menggunakan data pengeboran, georadar, dan geolistrik dalam penelitian. Hal seperti ini tidak pernah dilakukan para arkeolog di Indonesia yang masih setia dengan teknik-teknik penggalian konvensional,” kata Ali Akbar.
Dari hasil pengeboran dan ekskavasi, TTRM mengklaim beberapa temuan baru, seperti koin logam, lapisan semacam “semen purba”, hingga batuan berbentuk “kujang” dengan tekstur pangkasan pada tiga sisinya. Berdasarkan penanggalan karbon di kedalaman 11 meter, usia Gunung Padang diperkirakan 5.200 Sebelum Masehi.
“Konstruksi Gunung Padang mirip seperti Machu Picchu di Peru. Di setiap meter, ada jeda lapisan tanah dan setelah digali ada struktur batu lagi di bawahnya,” katanya.(ABK)
(Sumber: Kompas, Selasa, 28 April 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar