Minggu, 11 Januari 2015

Proyek DNA menjejaki migrasi manusia

                      Proyek DNA menjejaki migrasi manusia
13 April 2005


Ilmuwan ingin menjejaki arus migrasi manusia dari Afrika
Sebuah proyek meliputi lima benua ditujukan untuk memetakan sejarah migrasi manusia lewat DNA sedang dilakukan.
Proyek Genografik itu, sebuah kerjasama antara majalah National Geographic dan perusahaan komputer IBM, a
kan mengambil contoh DNA dari 100 ribu lebih orang di seluruh pelosok dunia.
Analisa komputer dan laboratorium yang dikumpulkan dari penduduk pribumi dan awam, akan membantu memberikan gambaran mengenai bagaimana penduduk menyebar.
Pemimpin proyek ini Dr Spencer Wells menyebut proyek ini layaknya program ke bulan dalam bidang anthropologi.
Proyek lima tahun senilai 40 milyar dollar ini melibatkan ilmuwan genetik terkemuka maupun para ahli dari bidang DNA kuno, linguistik dan arkeologi.
''Kami melihat program ini sebagai sumber pengetahuan akan manusia untuk masa depan. Dengan mudah ini akan menjadi database gen terbesar di dunia yang pernah dibuat,'' katanya kepada situs internet BBC.
Kalangan publik juga akan bisa menambahkan informasi genetik mereka ke database ini dengan membeli sebuah peralatan yang bisa mendeteksi DNA mereka.

Pemisah genetik
Bukti genetik dan penemuan arkeologis menunjukkan awal mula Homo Sapiens berada di Afrika sekitar 200 ribu tahun lalu. Manusia modern pertama yang meninggalkan Afrika terjadi sekitar 60 ribu tahun lalu.
Dengan mempelajari kromosom laki-laki atau Y, dan DNA mitokondrial, yang pada dasarnya hanya diturunkan lewat garis ibu, para ilmuwan bisa menjejaki gambaran besar rute yang diambil nenek moyang kita ketika keluar dari Afrika.
Yang kurang adalah, demikian kata Wells, rincian kecil-kecil yang bisa dipergunakan untuk mengisi kekurangan proyek-proyek skala besar.
''Kami tahu pemisahan kromosom Y yang mana yang harus kami telusuri; kami juga bisa menelusuri DNA mitokondrial tanpa banyak kesulitan. Tapi kami tak punya cukup contoh DNA untuk mengaplikasi teknologi yang kami punya ini secara benar,'' jelas Dr Wells.
''Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah ada perkawinan dengan manusia Neanderthals ketika manusia modern ini berpindah ke Eropa? Apakah migrasi ke Amerika melewati Pasifik atau Atlantik?''

Beberapa pertanyaan yang akan dicoba jawab oleh proyek ini antara lain:
* Siapakah populasi tertua di Afrika, yang karenanya tertua di dunia?
* Apakah pasukan Iskandar yang Agung meninggalkan jejak genetik?
* Bagaimana manusia pertama kali datang ke India?
* Bagaimana penjajahan mempengaruhi pola genetis di Afrika?
* Adakah percampuran dengan homo erectus ketika manusia modern menyebar ke Asia Tenggara?
* Apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan berbagai kelompok manusia?
Dengan didirikannya pusat-pusat penelitian di setiap benua, proyek akan memusatkan penelitian pada informasi gen dari penduduk pribumi, yang secara alami melestarikan keragaman genetik kuno ummat manusia.

Milik publik
Partisipan publik dalam proyek ini harus mengirimkan contoh DNA mereka ke laboratorium pusat untuk dianalisa.
Setelah empat hingga enam minggu, yang bersangkutan bisa menelusuri nenek moyang mereka dengan memasukkan kode tertentu di situs proyek itu.
Dana proyek itu tergantung pada seberapa banyak alat tes DNA itu terjual kepada publik. Keuntungan penjualan itu akan langsung kembali ke proyek dan digunakan untuk mendukung apa yang disebut proyek pewarisan bagi kalangan penduduk pribumi.
Mereka yang terlibat dalam proyek itu mengatakan informasi dari biobank akan bebas dibuka oleh publik. ''Kami melihatnya sebagai kepentingan bersama. Kami tidak akan mematenkan apapun juga, informasi akan tersedia bagi publik,'' kata Dr Wells.
Proyek itu sendiri merupakan kerja sama antara majalah National Geographic, IBM dan yayasan sosial Waitt Family Foundation.

Perkiraan sementara migrasi manusia berdasarkan kehidupan ''Nabi Adam''




Sumber:
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2005/04/050413_dna.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar