Minggu, 09 November 2014

Prof. Oppenheimer Tertarik Pelajari Piramida Garut

Prof. Oppenheimer Tertarik Pelajari Piramida Garut
Rabu, 28 Desember 2011 , 12:23:00 WIB
Laporan: Teguh Santosa

  
RMOL. Prof. Stephen Oppenheimer adalah pakar genetik dan struktur DNA manusia dari Oxford University di Inggris. Selama beberapa dekade ia meneliti struktur DNA manusia di banyak tempat di muka bumi, dan akhirnya menyimpulkan bahwa induk dari semua peradaban di muka bumi berasal dari Indonesia yang dikenal dengan nama Sundaland atau Tanah Sunda.
Teorinya itu diuraikan dengan begitu menarik dalam Eden in the East yang terbit 1998 lalu. Dalam buku itu ia menceritakan proses tengelamnya daratan sehingga melahirkan belasan ribu pulau yang kini bernama Indonesia.
Prof. Oppenheimer tertarik dengan hasil riset Tim Katastropik Purba yang menemukan bangunan berbentuk piramida di sejumlah pegunungan khususnya di Pulau Jawa, antara lain di Sadahurip, Garut, Jawa Barat. Dalam waktu dekat, ia akan berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Tim Katastropik Purba yang dibentuk kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB).
Oppenheimer, sebut SKP BSB Andi Arief, telah menghubungi dirinya melalui Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Pertemuan dijadwalkan berlangsung bulan Februari mendatang di Bali. Selain Prof. Oppenheimer, pihak lain yang telah menyatakan diri tertarik dan ingin ikut memperdalam riset piramida di Indonesia berasal dari Jerman, Singapura dan Australia.
Yang juga tertarik adalah salah seorang peneliti yang lama mendampingi ahli fisika nuklir dan geolog dari Federal University of Minas Gerais, Brazil, Prof. Arysio Nunes Santos.
Sejak tahun 1997 Prof. Santos mulai memperkenalkan teori yang menyatakan bahwa Atlantis yang hilang berada di kepulauan yang kini dikenal sebagai Indonesia. Teori itu diuraikan dalam bukuAtlantis - The Lost Continent Finally Found. Prof. Santos meninggal dunia tahun 2005.
"Karena ini penelitian ilmiah, kami tidak akan menolak kerjasama dengan lembaga akademis manapun. Tetapi sebelum itu kami akan kerjakan sendiri, lalu hasil maksimal dari riset kami akan kami serahkan ke Arkeologi Nasional, Dinas Kepurbakalaan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Andi Arief kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu siang (28/12).
Untuk saat ini, sebutnya lagi, Tim Katastropik Purba akan mempertajam riset di kompleks candi Batu Jaya di Karawang, Jawa Barat. Diduga ada dua peradaban yang tertimbun di bawah kompleks candi itu.
Selain Batu Jaya, TKP juga akan mempertajam penelitian di Trowulan, Jawa Timur, yang sejauh ini diduga sebagai pusat kerajaan Majapahit. TKP juga menduga ada dua peradaban yang lebih tua yang tertimbun di bawah reruntuhan kerajaan Majapahit itu.
Satu tempat lain yang tengah diteliti adalah Candi Abang di Brebah, Jogjakarta yang lokasinya berdekatan dengan corps circle yang baru-baru ini ditemukan.
"Setelah itu semua selesai baru kita akan melakukan sarasehan nasional lintas keilmuwan dan hasilnya, sesuai UU, kita serahkan kepada Arkenas, Dinas Kepurbakalaan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Andi Arief.
"Kalau dirasa mampu, dan harusnya mampu, kita meneruskan dalam tahap eskavasi," demikian Andi Arief. [guh]


Sumber:
http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=50371

Tidak ada komentar:

Posting Komentar