Sabtu, 18 Oktober 2014 , 18:31:00 WIB
Akhirnya Riset Gunung Padang Dapat Pengakuan Resmi Negara
Laporan: Yayan Sopyani Al HadiRMOL. Akhirnya, secara berjenjang, penelitian situs megalitikum Gunung Padang mendapat pengakuan resmi dari negara.
Pengakuan ini tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia tahun 2014 tentang Perlindungan, Penelitian, Pemanfataan dan Pengelolaan Situs Gunung Padang. Peraturan ini diterbitkan hari ini (Sabtu, 18/10).
"Selamat buat peneliti dan seluruh masyarakat Cianjur, Jawa Barat dan Indonesia. Ada Titik terang harapan baru untuk pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat," kata inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Andi Arief, dalam keterangan beberapa saat lalu (Sabtu, 18/10).
Riset untuk meneliti Situs Gunung Padang yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) sejak 2011 sudah melalui perjalanan panjang dan berliku-liku. Bahkan penelitian ini sempat menuai pro dan kontra di sementara publik.
Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 2014 dibentuk Tim Nasional untuk Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung padang berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.225/P/2014 yang anggota penelitinya adalah TTRM ditambah para ahli dari berbagai institusi di seluruh Indonesia.
Hasil eskavasi dan pemboran pun berhasil membuktikan temuan-temuan TTRM selama ini. Hasil pembersihan lereng-lereng dari kerimbunan semak-semak dan pepohonan liar yang kemudian dilanjutkan dengan pemotretan udara 3D dengan memakai pesawat drone, kamera Go-Pro dan AGI Software dapat memperlihatkan bentuk bukit Gunung Padang yang secara nyata memperlihatkan sebagian terasering lapisan batu di badan bukit serta mengesankan keberadaan bangunan mirip piramida di bawah bukit. Kemudian, hasil penelitian kotak eskavasi berhasil membuktikan secara nyata dan tuntas tanpa keraguan keberadaan lapisan batuan artifisial atau bangunan yang tertimbun tanah di bawah situs megalitik di atas bukit dan juga di lereng-lerengnya.
Disamping itu, bukti arkeologis dan arsitektur yang mendukung adalah ditemukan banyak artefak batu yang berfungsi sebagai pasak-pasak atau atau kolom-kolom batu yang sudah dipahat membentuk geometri untuk kuncian susunan batu, dan juga aspek-aspek struktur artifisial bangunan. Ditemukan juga banyak artefak lain yang unik-unik di permukaan Lapisan 2. Di bagian Teras 1 dan 5 terlihat orientasi struktur kolom batu tegak lurus dengan arah memanjang situs.
Di atas bukit batu-batu kolom ini umumnya horisontal sedangkan di lereng barat dan timur membentuk sudut sekitar 10-150 searah dengan kemiringan lerengnya. Di Teras 2 dan lereng timur di bawahnya batu‐batu kolom ini secara unik disusun membentuk sudut sekitar 150 (sudut tajam menghadap utara). Tahap selanjutnya, perlu dilakukan eskavasi lebih extensif lagi untuk mengetahui arsitektur bangunan lebih detil dan komprehensif. [ysa]
Pengakuan ini tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia tahun 2014 tentang Perlindungan, Penelitian, Pemanfataan dan Pengelolaan Situs Gunung Padang. Peraturan ini diterbitkan hari ini (Sabtu, 18/10).
"Selamat buat peneliti dan seluruh masyarakat Cianjur, Jawa Barat dan Indonesia. Ada Titik terang harapan baru untuk pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat," kata inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Andi Arief, dalam keterangan beberapa saat lalu (Sabtu, 18/10).
Riset untuk meneliti Situs Gunung Padang yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) sejak 2011 sudah melalui perjalanan panjang dan berliku-liku. Bahkan penelitian ini sempat menuai pro dan kontra di sementara publik.
Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 2014 dibentuk Tim Nasional untuk Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung padang berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.225/P/2014 yang anggota penelitinya adalah TTRM ditambah para ahli dari berbagai institusi di seluruh Indonesia.
Hasil eskavasi dan pemboran pun berhasil membuktikan temuan-temuan TTRM selama ini. Hasil pembersihan lereng-lereng dari kerimbunan semak-semak dan pepohonan liar yang kemudian dilanjutkan dengan pemotretan udara 3D dengan memakai pesawat drone, kamera Go-Pro dan AGI Software dapat memperlihatkan bentuk bukit Gunung Padang yang secara nyata memperlihatkan sebagian terasering lapisan batu di badan bukit serta mengesankan keberadaan bangunan mirip piramida di bawah bukit. Kemudian, hasil penelitian kotak eskavasi berhasil membuktikan secara nyata dan tuntas tanpa keraguan keberadaan lapisan batuan artifisial atau bangunan yang tertimbun tanah di bawah situs megalitik di atas bukit dan juga di lereng-lerengnya.
Disamping itu, bukti arkeologis dan arsitektur yang mendukung adalah ditemukan banyak artefak batu yang berfungsi sebagai pasak-pasak atau atau kolom-kolom batu yang sudah dipahat membentuk geometri untuk kuncian susunan batu, dan juga aspek-aspek struktur artifisial bangunan. Ditemukan juga banyak artefak lain yang unik-unik di permukaan Lapisan 2. Di bagian Teras 1 dan 5 terlihat orientasi struktur kolom batu tegak lurus dengan arah memanjang situs.
Di atas bukit batu-batu kolom ini umumnya horisontal sedangkan di lereng barat dan timur membentuk sudut sekitar 10-150 searah dengan kemiringan lerengnya. Di Teras 2 dan lereng timur di bawahnya batu‐batu kolom ini secara unik disusun membentuk sudut sekitar 150 (sudut tajam menghadap utara). Tahap selanjutnya, perlu dilakukan eskavasi lebih extensif lagi untuk mengetahui arsitektur bangunan lebih detil dan komprehensif. [ysa]
Sumber:
http://m.rmol.co/news.php?id=176279
Tidak ada komentar:
Posting Komentar