Kamis, 15 Desember 2011

SOLO TOURING # 7 (Kebun teh Ngargoyoso)

Akhir tahun, di bulan Desember...entah kenapa banyak sekali hal yang ingin ku tulis karena ternyata dalam tiap tahapan kehidupan ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil agar kita senantiasa bersyukur terhadap apa saja yang diberikan kepada kita baik itu hal yang menyenangkan ataupun menyedihkan bagi kita. Itu juga yang melatar belakangi aku untuk senantiasa senang menulis dalam blog yang entah dibaca berapa orang aku tidak tahu. Yang penting menulis itu menyenangkan dan menginspirasi.

Kali ini adalah tentang kisah seorang manusia yang sedang pusing mengerjakan skripsi (masalah klasik). Entah kenapa ketika sekolah atau kuliah aku merasakan tidak menemui hambatan yang berarti, asal mau belajar ya pasti bisa dapet nilai yang bagus. Tapi kok ini beda ya..


Sampai pada suatu hari aku lelah, aku ingin melepas penat sebentar karena tidak mungkin untuk bepergian lama-lama. Yah, kali ini hanya dekat saja di daerah Ngargoyoso. Menggila dengan offroad pake bebek blasakan disela-sela kebon teh. Ngutip salah satu motto friend di fb (gak punya klx trabas pake supra juga oke). Sebenarnya pingin punya foto pas naek motor blasakan, tapi apa daya namanya juga orang pergi menghilang sendirian siapa juga yang mau memfotokan.



Sekalian bercerita sedikit tentang lokasi kebun teh di Ngargoyoso ini. Biar bermanfaat bagi pembaca kalo ada yang mampir di blog saya dan kebetulan bukan orang eks karisidenan Surakarta dan mau berlibur ke sini.
Salah satu lokasi wisata yang masih berada dalam kawasan Karanganyar ini memang menarik, kalo pendapat saya pribadi lebih menarik dibandingkan dengan air terjun Grojogan Sewu karena tipikal saya orang yang senang dengan sesuatu yang masih alami, mungkin ini pendapat pribadi yang subyektif juga. Akses menuju lokasi didominasi dengan jalan yang meliuk-liuk dan udara yang segar khas kaki gunung. Makin tinggi makin dingin lagi, gak gampang capek kalo jalan-jalan ke daerah yang berhawa dingin.

Untuk masuk kawasan ini hanya melewati satu loket saja dipinggir jalan dan membayar Rp 1.000 untuk retribusi, sebuah angka yang murah pastinya. Setelah itu lanjut jalan saja dan pemandangan makin indah jika kita makin ke atas. Kanan kiri jalan isinya pemandangan pohon teh yang menghijau seperti bukit teletubie dan tanjakan yang cukup terjal dan agak menyusahkan bagi orang yang masih pemula naek motor, biasanya cewek yang bukan "pembalap" agak kesulitan melewati rute ini tapi asal hati-hati bisa saja kok.

Setelah tiba di kawasan kebun teh, tidak ada yang istimewa-istimewa banget sebenarnya. Disini ada bukit, kebun teh, penjual cilok, siomay kuah, bakso, mie ayam, kopi, dll. Yang bisa dinikmati disini ya tinggal cari lokasi yang dapet view paling bagus trus duduk santai sambil menikmati pemandangan dan menghirup segarnya hawa gunung. Dan satu lagi yang pasti, lokasi ini banyak digunakan anak sekolah untuk pacaran terutama akhir pekan. Itu menjadi berkah tersendiri bagi penjual yang disini ternyata, karena selain penjual yang berjualan diwarung atau berkeliling dengan motor siomay ada juga penjual yang menjajakan makanan ringan, permen, rokok, soft drink yang rela blasakan disela-sela kebon teh mencari orang yang pacaran. Target yang oke memang, dengan setengah memaksa agar dagangannya dibeli biasanya orang yang pacaran mau beli juga, cowoknya masak gak mau mbeliin ceweknya? Tapi kalo orang yang blasakan sendirian seperti saya cuma disapa saja.hehe

Kembali ke urusan offroad...
Kebun teh sering dipake jalan-jalan komunitas trail kata orang-orang, tapi saya berharap agar ketemu mereka langsung pas disini belum pernah kesampaian. Medan yang cocok untuk motor garuk tanah, dan medan yang cocok untuk memacu adrenalin jika naek motor bebek dengan ban halus (tipikal ban untuk jalan raya). Dan inilah yang saya suka dari lokasi ini, sekedar mampir untuk memacu adrenalin. Yang kadang juga konyol karena nekat menerabas jalan yang sempit yang tidak mungkin untuk memutar motor sampe mentok dan tidak berani untuk lanjut karena ban sudah tidak nggigit lagi dengan turunan yang ekstrim terpaksa motor ditarik kebelakang menyusuri jalan sempit yang udah kadung dilewati (lagigila.com)


Selesai itu beli cilok yang masih hangat kebul-kebul, trus pulang.
Pulangnya nemu pemicu adrenalin lagi, sempat terpikir kira-kira ditandangi gak ya...tapi apa salahnya sih diladeni mumpung lagi menggila. Pemicu adrenalin selanjutnya adalah hujan badai, maklum musim hujan. Perjalanan pulang dibersamai mendung yang makin pekat dan hitam menyeramkan pertanda bahwa nanti hujannya bukan cuma gerimis tapi air bakal ditumpahkan sejadi-jadinya ditambah angin kencang. Setelah menepi untuk mengenakan jas hujan langsung cabut buat merasakan ganasnya hujan, dan jadi tontonan karena dijalan orang-orang pada pilih menepi tapi saya malah hujan-hujanan. Tak apa-apa...2 hal pemicu adrenalin yang seru. Cukup untuk dosis hari ini dan beberapa hari kedepan saya sudah siap jadi kutu buku dan tukang ketik yang berjam-jam didepan komputer menyelesaikan yang tertunda..

Alhamdu-lillah (sambil bergaya ust. Maulana)

Senin, 12 Desember 2011

SOLO TOURING # 6 (Purwodadi)

Ride report kali ini lahir karena sebuah keterbatasan yang memaksa untuk melakukan hal-hal agak konyol. Tapi prinsip yang masih senantiasa aku pegang adalah, orang boleh melihatku sebagai seorang yang biasa saja tapi aku punya impian besar yang mungkin saat ini belum terlihat bakal teraih tapi aku yakin aku bisa meraihnya.

Langsung saja ke inti cerita.
Keinginanku untuk memiliki kamera yang belum kesampaian dan jika mengandalkan kamera pinjaman tidak lagi nyaman, maka alternatif selanjutnya adalah menabung dan mencari sesuatu seoptimal, seefisien, dan tentu sehemat mungkin. Tidak mulul-muluk sebenarnya, saat ini aku ingin punya HP SE dengan kamera minimal 2 MP itu saja sudah cukup. Selanjutnya berburu...Karena belom ada teman yang mau menjual barang yang seperti itu maka hunting online via tokobagus dan kaskus. Berhari-hari gak ketemu orang area solo yang jual barang dengan kondisi dan harga yang cocok, sampe akhirnya frustasi. Ah ya sudahlah...kalo orang solo gak ada luar solo gak apa-apa nanti tak samperin.
Eh, ketika keyword pencarian diperluas areanya tiba-tiba ada salah satu iklan SE K610i area Purwodadi-Semarang. Tak perlu berlama-lama setelah tawar menawar harga langsung jadian, pagi tawar menawar sore ketemuan (Simpang 5 Purwodadi). Gila, jauh juga kalo tak pikir. Tapi demi mengejar impian yang belom keturutan ya tak masalah. 

Jumat siang sesudah sholat jumat langsung pulang, ambil peta, rompi, boot dan perkap yang lain langsung cabut dengan rute Solo > Kalioso > Gemolong > Waduk Kedung Ombo > Grobogan > Simpang 5. Berangkat jam 13.30 tiba di lokasi 14.45 kecepatan rata-rata 70 kpj sendirian ternyata memberikan sensasi asik yang luar biasa. Berikut ini adalah deskripsi lokasinya:

Jalan Solo > Sumberlawang
Masih sama seperti jalanan yang aku kenal dahulu kala ketika masih sekolah SMP di Gemolong, carut marut lalu lintas karena jalanan yang sempit dan kendaraan yang padat. Untuk menyalip satu pik up saja butuh perjuangan yang luar biasa, untuk jalanan seperti ini gak ada sesi santai. Pokoknya harus fokus dan fokus, terlena sesaat bisa kena kubangan jalan atau nubruk kendaraan yang berhenti mendadak atau bisa kesambar RELA dari arah berlawanan. Dan jika melewati jalanan disini bersama motor dengan plat K seringnya kebut dalam kecepatan tinggi dan hafal kubangan. Jika pemilik plat K itu adalah cowok maka aku akan menguntit dibelakangnya, tapi kalo cewek mending jaga jarak aman.


Jalur Tembusan Kedung Ombo
Jalur ini adalah jalur yang asik untuk "lebay" menikung dengan badan agak merebah ala moto gp. Norak gak masalah tapi asal tetap safety karena jalurnya mendukung. Kanan kiri lumayan sepi, banyak pepohonan dengan tikungan yang halus dan bisa dibilang cukup banyak serta naik turun juga...Kurang asik gimana coba, namun jangan salah jika tiba-tiba ketemu dengan aspal yang retaknya berserabut seperti akar pohon posisi berkendara akan lebih nyaman jika seperti orang mengendarai supermoto, siku kanan kiri dilebarkan (agak njepaplang) dan sesekali satu kaki diselonjorkan kesamping untuk menjaga keseimbangan ketika menginjak aspal yang serabut tadi karena dengan kecepatan sekitar 80 kpj melewati aspal retak rasanya seperti bocor tiba-tiba padahal masih utuh seperti semula. Untuk sesi kali ini aku masih tidak yakin aku paham lokasi, karena seumur-umur baru sekali lewat rute ini dan itupun cuma jadi buntut, bukan navigatornya. Namun setelah keluar ke jalur utama lagi baru tenang ternyata ruteku tidak salah.

Hutan Purwodadi
Seblum masuk Grobogan, jalanan masih saja tetap sama kondisinya. Beberapa ada yang pecah dan banyak juga yang bergelombang, padahal di beberapa titik yang kondisinya paling parah sudah di beton. Dan seperti ini juga masih berada di lokasi yang terhitung sepi penduduk, karena hal itu jugalah aku kemudian menggeber motor sejadi-jadinya agar segera bisa sampai untuk bertransaksi dan pulang lagi sebelum gelap dan sepi, takut rampok, takut penampakan, takut sepi, takut hujan, pokoknya lumayan takut kalo menjelang gelap lewat sendirian.

Tapi hasil dari perjalanan kali ini adalah dapat barang yang kuinginkan SE K610i, hape dengan kamera 2 MP, udah support 3G, bisa untuk video call, dll. Walaupun dalam kondisi yang sudah lecet sana-sini karena penggunaan tapi tak masalah asal mesinnya masih bagus.

Alhamdulillah, semoga ini berkah ya Alloh..

Mental Buruk Pengusaha Lokal

Jika membaca judul postingan diatas saya harap jangan ada yang tersinggung dulu karena "mental buruk" diatas tidak dipukul rata terhadap semua pengusaha lokal. Ini hanya sebuah ulasan tentang kejadian yang saya alami yang harapannya bisa diambil pelajaran bagi siapa saja baik itu pelaku usaha ataupun konsumen, agar kedepan tidak terjadi hal yang seperti ini.

Kisah tukang pigura
Tanpa perlu saya sebutkan lokasi ataupun siapa oknum yang bersangkutan akan saya tuliskan pengalaman tidak menyenangkan yang saya alami akibat dari tingkah laku si tukang pigura. Tapi jika ada yang ingin bertanya secara privat saya layani.
Hari senin saya menyerahkan lukisan yang akan saya pasangkan pigura di salah satu tukang pigura dikota Solo. Setelah diukur dan kesepakatan model serta harga saya membayar DP sebesar 50.000 dari total biaya 87.500 dan dia berjanji pesanan saya bisa diambil pada hari kamis sore, awalnya saya komplain kenapa lama sekali tapi karena dia beralasan stok bahan sedang habis jadi dia harus mengupayakan terlebih dahulu dan agak memundurkan hari agar pas diambil memang sudah jadi. Ya sudahlah...
Hari kamis sore, tepat seperti yang ia janjikan saya mendatangi pesanan saya. Benar-benar saya sorekan menjelang dia tutup, eh ternyata belum jadi. Dengan alasan yang masih sama, kayunya masih dicarikan. Lah, dari kemaren ngapain? Akhirnya diundur hari rabu. Gilaaa...Pasang pigura lukisan ukuran 1 meter saja 2 minggu. Nomer hape yang bisa dihubungi tidak ada, niat buka usaha gak sih. Okelah, kalo sampe hari rabu masih berkilah saya ambil paksa uang DP dan lukisan saya.


Pelajaran:
Ingat, hati-hati dengan konsumen yang kecewa. Jika setelah dikecewakan oleh pelaku usaha dan konsumen tidak mendapatkan kompensasi, minimal minta maaf yang tulus karena benar-benar belum bisa maka jangan harap konsumen akan kembali. Dan ia akan menceritakan kejelekan usaha tersebut kepada orang banyak.

Kisah kedua, tukang tambal ban
Ini adalah murni tukang "malak"
Sore hari saya hendak ke pasar palur melewati Jurug bersama 2 orang teman yang berboncengan, karena merasa ban depan motor teman saya agak gembos maka berinisiatif berhenti di tukang tambal ban ini untuk tambah angin. (Perhatikan akal busuk tukang ini)
- Modus pertama:
Dia langsung mengatakan, wah ini bocor ini ditambal saja. Awalnya saya tidak begitu memperhatikan akal busuk ini tukang, ya sudah akhirnya motor teman saya ditambal dan saya yang menunggu sedangkan motor saya dibawa kepasar. Sambil menunggu ban dicongkel saya melihat ke kanan kiri ternyata tempat ini juga dipake nongkrong beberapa orang yang saya gak tau ini orang pengangguran atau gelandangan atau apa.
- Modus kedua:
Setelah ban dalam dikeluarkan maka tempat bekas tambalan yang pernah ada di ban ini disobek (tanpa sepengetahuan saya). Saya bukan berprasangka buruk, tapi logikanya mana mungkin ban sobek sepanjang ruas jari kelingking masih bisa dikendarai dengan angin setengah, belum kempes habis. Niatnya tadi saya mau nodong, "bocore dimana pak?" tapi ternyata dia duluan yang manggil saya menunjukkan bekas sobekan yang dia buat. Akhirnya saya marah-marah, loh gak mungkin kok kayak gitu!!!
Tukang ini juga ngotot, lha ini kenyataane segini...ini udah gak bisa ditambal, ganti saja pake ban bekas (sambil menawarkan ban bekas koleksinya) ini tinggal pasang!!! cuma 10.000. Dan parahnya lagi orang nongkrong tadi membelanya...Astaghfirulloh, karena kelepasan tak doakan ini orang ketabrak mobil di lokasi ini juga. Dengan berat hati saya keluarkan juga uang 10.000 demi ban bekas yang ia tawarkan.

Pelajaran:
Bukan tidak mungkin doa saya dikabulkan, jadi hati-hati saja dengan orang yang kamu aniaya.

Tips untuk yang belum pernah mengalami:
Jika ada yang mencurigakan maka pastikan benar-benar diawasi didepan mukanya ketika memeriksa kebocoran agar jangan sampai ada kesempatan untuk menyobek ban seperti yang terjadi diatas.
Saya tahu, banyak orang yang sangat jujur dan baik hati dalam menjalankan profesi ini. Tapi memang terkadang ada juga orang-orang kurang ajar seperti ini. Untuk itu waspada adalah lebih baik. Dimanapun kapanpun... 

AIR TERJUN JUMOG (Karanganyar)

Karanganyar bagiku adalah sebuah pesona, karena merupakan satu kawasan yang memiliki seabreg potensi wisata pemandangan yang luar biasa. Wilayah yang berada dikaki gunung Lawu ini cukup terkenal dimana-mana, sehingga menjadikanku untuk berniat menuliskan beberapa lokasi diantara sekian banyak lokasi wisata yang menyenangkan untuk dikunjungi. Tulisan ini adalah postingan pertama untuk Kategori wisata Karanganyar, untuk review lokasi yang lain ada di postingan berikutnya.

Air terjun Jumog berada didaerah Ngargoyoso, Karanganyar. Jika dilihat secara lokasi aksesnya bisa dikatakan cukup mudah karena dengan aspal yang halus, tanjakan yang tidak terlalu tinggi, dan lokasi yang nyaman. Kalo berangkat dari Karanganyar maka perjalanan ke arah timur lalu setelah sampai di Karangpandan sudah ada papan petunjuk jalan menuju lokasi. Tidak jauh dari percabangan sudah ada petugas retribusi yang akan menarik biaya retribusi sepeda motor sebesar Rp 1.000,- lalu mengambil jalan yang kanan bawah atau bisa bertanya ke petugas tersebut.



Fasilitas di lokasi wisata ini bisa dikatakan menengah, cukupan, tidak terlalu lengkap tapi juga tidak kekurangan. Dari segi parkir cukup memadai, walaupun tidak berada di zona khusus tetapi cukup luas karena berada di halaman dan emperan rumah penduduk setempat dan ditunggui penduduk juga. Bisa dikatakan cukup aman. Untuk Mushola, seperti biasa...lokasi wisata secara umum mempunyai Mushola kecil yang sering tidak terawat. Namun ketika ke Jumog, dekat dengan lokasi parkir tadi terdapat salah satu Masjid kecil namun cukup terawat. Air cukup melimpah, jernih, dan dingin karena langsung dari mata air pegunungan, lokasi parkir Masjidnya juga cukup luas. Kalo saya kesini sudah berulang kali dan memilih sholat dan beristirahat sejenak di Masjid ini daripada harus di Mushola dalam lokasi. Ya namanya ada pilihan saya pilih yang lebih nyaman untuk beribadan dan beristirahat. Setelah nyaman baru jalan-jalan ke dalam lokasi.
HTM untuk lokasi ini cukup murah karena hanya dengan tarif sekitar Rp 3.000,- saja. Setelah itu selamat menikmati semua yang ada didalam lokasi ini. 

Point menonjol yang menjadi daya tarik dilokasi ini sebenarnya bukan air terjunnya, karena air terjun ukurannya biasa saja, tidak ada yang terlalu spesial menurut saya...tapi, sungainya yang istimewa, air jernih yang turun dari air terjun membentuk sungai yang senantiasa mengalir disela-sela batuan besar dan berkelak kelok dengan jernihnya. Hobi fotografi? silahkan dipuas-puaskan untuk mencari obyek disini. Banyak orang yang sangat cinta sungai gunung, setiap melihat air jernih mengalir disela-sela batuan (khas pegunungan banget) pingin berendam atau menceburkan diri juga bisa dipuas-puaskan disini.

Selain sungai, pengelola menyediakan gazebo kecil-kecil untuk bersantai. Kalo lapar disini banyak pilihan menu yang bisa dinikmati seperti sate ayam, sate kelinci, mie instan, kopi, sampai cemilan-cemilan kecil lainnya. Dan dibagian belakang lokasi terdapat taman bermain untuk anak-anak, alat permainan seperti yang ada disekolah TK juga ada, bahkan kolam renang anak juga ada. Namun sayang kolam renang ini kurang begitu terawat sehingga anak-anak juga agak enggan untuk bermain disini, mereka lebih senang bermain jungkat jungkit dan bermain air disungai.

Bagi yang ingin pijat refleksi, disini disediakan jalur khusus yang bisa digunakan untuk refleksi. Jalanan yang dipasangi dengan kerikil bulat-bulat dan ditata dalam jarak tertentu disediakan untuk yang ingin jalan-jalan dengan bertelanjang kaki. Tapi kalo yang tidak terbiasa ya dipake saja sendal ato sepatunya.

Dulu, ketika awal dibukanya lokasi ini tempatnya masih cukup gelap karena banyak sekali semak-semak di tikungan tangga yang digunakan untuk menuju lokasi air terjun. Ditambah lagi disetiap tikungan terdapat gazebo yang cenderung tertutup dari pandangan dan menjadi lokasi yang agak membuat pengunjung risih karena pasti digunakan untuk bermesraan orang yang sedang pacaran, bahkan perbuatan mereka kadang diluar batas etika. Namun sekarang lokasi ini sudah ditata ulang dengan lebih terbuka sehingga lebih meminimalkan kejadian yang tidak semestinya dilakukan ditempat umum.

So, mari kunjungi lokasi yang satu ini ketika hendak berlibur...