Rabu, 10/09/2014 15:12 WIB
Guru Besar Univ Hamburg: Indonesia Harus Punya Pakar Eropa dan Asia
Medan - Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia harus berkembang lebih pesat untuk mencitrakan Indonesia lebih baik di luar negeri. Sudah semestinya PT Indonesia memiliki pusat kajian luar negeri seperti Eropa dan Asia, jadi tidak hanya meneliti dirinya sendiri.
Pandangan ini disampaikan Prof Jan van der Putten, Guru Besar Sastra dan Kebudayaan Austronesia Universitas Hamburg, Jerman. Dia berbicara dalam seminar Tersingkirnya Studi Bahasa dan Karya Sastra Indonesia di Luar Negeri, yang berlangsung Rabu (10/9/2014) di Universitas Negeri Medan (Unimed), Sumatera Utara.
"Indonesia jangan hanya melihat dirinya sendiri. Bagaimana mau tahu luar negeri? Seharusnya ada pakar Eropa, pakar Asia di sini. Bagaimana mau mencitrakan diri ke luar negeri kalau tidak memahami," kata Jan.
Situasinya selama ini, kata Jan, jika berhubungan dengan upaya memahami negara luar, pemerintah mengandalkan para diplomatnya yang ada di luar negeri. Masalahnya, apa yang dilihat Jan dari pertemuannya dengan para diplomat Indonesia, terutama di Jerman, Belanda, dan Singapura, para diplomat itu seringkali bukanlah sosok ideal. Menurut Jan, banyak diplomat yang juga tidak terlalu paham fungsinya.
Maka, satu-satunya pilihan untuk memanggil orang asing yang paham tentang negara luar. Nanti muncul lagi ancaman masalah baru, penjajahan melalui ilmu. Hal-hal ini menurut Jan harus diantisipasi. Pemerintah harus keluar dari situasi ini, mengatasi masalahnya, memperbaiki birokrasinya.
Kegiatan seperti The Frankfurt Book Fair (FBF) yang berlangsung di Frankfurt, menurut Jan merupakan momen berharga untuk mencoba mengenalkan Indonesia yang baik. Mengenalkan sastra dan mengangkat penulis baru Indonesia ke taraf internasional. Jadi tidak Indonesia tidak sekadar Pramoedya Ananta Toer, atau Koentjaraningrat.
Saat menjadi peserta kehormatan tahun depan, Indonesia harus memanfaatkan secara optimal even yang dihadiri sekitar 500 ribu orang dari 100 negara tersebut. Ketika Brazil menjadi tamu kehormatan tahun lalu, negara itu membuat 160 even. Indonesia harus bisa lebih baik dari itu.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar menyatakan, pentingnya perguruan tinggi untuk membuka akses yang lebih luas ke negara-negara luar. Unimed sendiri sudah mengupayakan itu dengan mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya secara reguler untuk belajar di Jerman, terutama Universitas Hamburg.
(rul/try)
Sumber:
http://news.detik.com/read/2014/09/10/151208/2686553/10/guru-besar-univ-hamburg-indonesia-harus-punya-pakar-eropa-dan-asia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar