Peneliti Temukan Cara Deteksi Kematian Manusia
Ahmad Luthfi
JurnalisCALIFORNIA - Peneliti melakukan studi pada lebih dari 3.000 orang berusia 57 sampai 85 tahun. Ditemukan bahwa 39 persen dari total 3.000 orang yang gagal dalam pengujian indera penciuman, meninggal dalam waktu lima tahun.
Dilansir Abc, Kamis (2/10/2014), peneliti menguji partisipan dengan cara mengetes indera penciuman mereka untuk merasakan bau seperti ikan, jeruk, mawar, bahan kulit serta peppermint.
Ditemukan bahwa mereka yang gagal dalam pengujian indera penciuman tersebut meninggal dalam waktu lima tahun. Penelitian yang dilaporkan pada jurnal PLOS One ini mengungkap teknik yang digunakan sebagai prediktor dari meningkatnya risiko kematian.
Peneliti memiliki penilaian untuk tingkat keparahan indera penciuman. Untuk mereka yang mengalami gangguan penciuman menengah atau sedang, maka rata-rata risiko kematian dalam waktu lima tahun sebesar 19 persen.
Sementara untuk mereka yang masih memiliki indera penciuman normal sebesar 10 persen. "Dibandingkan seseorang dengan indera penciuman normal, seseorang dengan ketidakmampuan indera penciuman memiliki risiko tiga kali lebih besar meninggal dalam rentang lima tahun," kata peneliti Jayant Pinto di University of Chicago.
Menurut peneliti, indera penciuman bisa sebagai indikator bagi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Jayant Pinto merupakan ahli atau spesialis dalam bidang genetika dan pengobatan penyakit penciuman dan sinus.
(amr)Dilansir Abc, Kamis (2/10/2014), peneliti menguji partisipan dengan cara mengetes indera penciuman mereka untuk merasakan bau seperti ikan, jeruk, mawar, bahan kulit serta peppermint.
Ditemukan bahwa mereka yang gagal dalam pengujian indera penciuman tersebut meninggal dalam waktu lima tahun. Penelitian yang dilaporkan pada jurnal PLOS One ini mengungkap teknik yang digunakan sebagai prediktor dari meningkatnya risiko kematian.
Peneliti memiliki penilaian untuk tingkat keparahan indera penciuman. Untuk mereka yang mengalami gangguan penciuman menengah atau sedang, maka rata-rata risiko kematian dalam waktu lima tahun sebesar 19 persen.
Sementara untuk mereka yang masih memiliki indera penciuman normal sebesar 10 persen. "Dibandingkan seseorang dengan indera penciuman normal, seseorang dengan ketidakmampuan indera penciuman memiliki risiko tiga kali lebih besar meninggal dalam rentang lima tahun," kata peneliti Jayant Pinto di University of Chicago.
Menurut peneliti, indera penciuman bisa sebagai indikator bagi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Jayant Pinto merupakan ahli atau spesialis dalam bidang genetika dan pengobatan penyakit penciuman dan sinus.
Sumber:
http://www.lintas.me/go/techno.okezone.com/peneliti-temukan-cara-deteksi-kematian-manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar