Sabtu, 27 Desember 2014

DNA Manusia Tertua, Hominim Sima Berusia 400 Ribu Tahun

DNA Manusia Tertua, Hominim Sima Berusia 400 Ribu Tahun

7 Des 2013
Sejak ditemukannya La Sima de los Huesos pada tahun 1990, gua bawah tanah yang terletak di
Utara Spanyol telah menghasilkan enam ribu fosil dari 28 individu manusia purba. Baru-baru ini,
peneliti dari Institut Max Planck telah berhasil mengekstrak dan mempelajari DNA manusia kuno,
 mereka hampir lengkap menentukan urutan genom mitokondria yang merupakan perwakilan dari
genus Homonim 400 ribu tahun lalu. 

Genus Homo diambil dari fosil yang berada di situs gua tua bagian utara Spanyol, Sima de los Huesos,
 dimana fosil yang ditemukan sangat erat kaitannya dengan genom mitokondria dari Denisovans, salah
 satu kerabat Neandetal Asia yang tela punah.

DNA Manusia Purba Tertua, Hominim Sima


Sima de los Huesos adalah situs gua di wilayah utara negara Spanyol, gua tua yang telah memberikan
 kontribusi besar di dunia fosil hominim zaman Pleistosen Tengah. Setidaknya tim paleontologi Spanyol
 yang dipimpin Juan, sudah berhasil menggali lebih dari 28 kerangka individu manusa purba dan
disatukan selama lebih dari dua dekade. 

manusia tertua, manusia purba


















Fosil yang berhasil ditemukan tergolong sebagai Homo Heidelbergensis tetapi juga membawa ciri khas
Neanderthal, dan sampai saat ditemukan DNA manusia hominin ini belum bisa dipelajari. Kemudian tim
Matthias Meyer dari Max Planck Institute bergabung dengan tim Juan yang menggali fosil, mereka telah
mengembangkan tehnik baru untuk mengambil DNA manusia kuno yang sangat terdegradasi. 
Kolaborasi penelitian ini mengambil sampel dua gram bubuk tulang paha hominim dari gua tua Spanyol,
kemudian DNA di-ekstrak dan sequence genom mitokondria atau mtDNA. 

Sebagian kecil genom yang diturunkan sepanjang garis ibu dan terjadi banyak salinan sel, kemudian
para peneliti membandingkan DNA mitokondria dengan DNA manusia kuno seperti Neandethal,
Denisovans, kera dan manusia saat ini. Dari sinilah diketahui bahwa Homonim Sima hidup sekitar
400 tibu tahun yang lalu, mereka juga mnerupakan nenek moyang yang sama dengan Denisovans,
sebuah kelompok kuno yang punah berasal dari Asia dan terkait dengan Neanderthal sekitar 700 ribu
tahun yang lalu.

Fakta dari penelitian ini menyatakan bahwa mtDNA Hominim Sima de los Huesos adalah nenek
moyang yang sama dengan Denisova karena fosil yang membawa fitur yang diturunkan Neanderthal.
Menurut Matthias Meyer, kemungkinan besar usia Hominim Sima terkait dengan populasi leluhur
Neandertal dan Denisovans, kemungkinan lainnya bahwa aliran gen kelompok lain telah membawa
Denisovans ke Hominim Sima.

Hipotesis ini semakin membingungkan karena ada beberapa kemungkinan yaitu fosil tersebut memiliki
garis keturunan yang berfungsi sebagai nenek moyang dari kedua genus, Neanderthal dan
Denisovans. Atau lebih mungkin hipotesis itu seperti ini, salah satu genus datang setelah perpecahan
antara kedua kelompok yang terjadi sekitar satu juta tahun lalu dan terkait dengan genus yang
terakhir tapi bukan keturunan yang pertama. Hipotesis ketiga bisa saja terjadi, bahwa kemiripan
dengan genus Denisovan (mtDNA) dijelaskan melalui perkawinan atau adanya keturunan hominim 
yang dibesarkan Denisovan di Sima de los Huesos, kemudian memperkenalkan (menurunkan) mtDNA
 yang sama pada kedua kelompok. 

Jika memang demikian, maka garis keturunan ini semakin rumit dan bahwa genus yang berada di
gua Sima de los Huesos tidak hidup sendirian. Seperti pengujian pada jari tulang fosil Denisovan di
Siberia, disana para peneliti menemukan mtDNA yang berbagi dengan manusia moderen yang tinggal
di New Guinea. Sementara itu penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Neanderthal telah menetap
di Eropa dan Denisovan diperkirakan bergerak ke Timur, sisi lain pegunungan Ural.

Referensi:

Oldest hominin DNA sequenced, via Max Planck Gesellschaft. A mitochondrial genome sequence of 
a hominin from Sima de los Huesos. Nature, 2013; 


Sumber : http://www.isains.com/2013/12/dna-manusia-tertua-hominim-sima-berusia.html#ixzz3N8OxJfu3
Follow us: @idsains on Twitter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar