Jumat, 04 Juli 2014

Travelling Gratis Bali Lombok (Part 2)

persiapan untuk penyeberangan 5 jam
Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk memakan waktu sekitar 1 jam kurang dkit. Kapal ferry memang.menyediakan ruangan duduk di dalam kapal tapi kebanyakan memilih diluar untuk merasakan terpaan angin laut dan melihat pemandangan karena kebetulan matahari sudah bersinar dengan cerahnya, lebih tepatnya panas.. Tiba di Gilimanuk lanjut perjalan darat menuju pelabuhan Padang Bai untuk menyeberang ke Lombok. 

Sebelumnya mampir di salah satu rumah makan dan resort untuk istirahat makan siang, sholat dan mandi bagi yang mau, tetep..jangan lupa bayar ya. Rata-rata disini ke kamar mandi bayar 2.000. Kira-kira enakan sholat dulu apa makan dulu? Kami memilih untuk makan dulu baru sholat dan istirahat. Urusan makanan kita ngambil komplit namun porsinya dikit-dikit. Karena pejalanan jauh perut terlampau kenyang sama sekali gak nyaman, dan juga sudah pasti dapet makan sehari 3 kali. Lapar pun masih bisa di toleransi. Di Bali, memang umat Islam minoritas. Yang banyak memang Pura, kalau ada Masjid atau Mushola memang sedikit jumlahnya, itupun kecil. Kebayang gimana ngantri sholat 6 bis di 1 Mushola kecil, sehingga sengaja ketika berangkat keponakan saya bawa matras gunung. Gelar di taman, sholat disini. Selesai..simpel 


Selanjutnya perjalan darat membelah pulau dewata untuk menuju pelabuhan Padang Bai dan bersiap menyeberang ke pulau Lombok, pulau seribu Masjid. Dan penyeberangan kali ini lebih panjang waktunya dari penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Perkiraan 4-5 jam, oke selamat datang di lautan.. Sore itu di pelabuhan tidak ada yang istimewa kecuali hanya menikmati langit senja yang tertutup mendung. Kami melihat serombongan manusia ber carrier besar turun dari kapal. Nampaknya mereka selesai menaklukkan Rinjani, haduh jadi kepingin..kapan bisa kesana, semoga lain kesempatan bisa. 

malam diatas kapal
Diatas kapal banyak penumpang yang berebut tempat duduk di kursi-kursi yang disediakan di tepi pagar kapal. Tempat ini memang lebih seru daripada harus duduk di dalam, setidaknya untuk setengah jam pertama. Berhubung penyeberangan Bali-Lombok memakan waktu 4-5 jam lama kelamaan mereka yang duduk di kursi yang ada di tepi pagar habis, masuk ruangan dalam semua karena tidak tahan dengan terpaan angin laut dalam waktu lama apalagi waktu malam. Hanya kami bertiga, satu tentara dan seorang bule yang masih bertahan. Bukan kami hebat, bukan, karena sejujurnya gak kuat kalo terombang ambing dan tidak menghirup angin, bentar aja mau muntah. Hadeh, terpaksa ngadem diluar. Pengalaman pertama naik kapal laut agak lama, tapi ya ini masih belum apa-apa jka dibandingkan dengan penyeberangan Jawa ke Papua yang kabarnya harus berada 1 minggu di kapal.

lumayan nyamannn
Perjalanan 5 jam nyampe Lombok sudah tengah malam, meluncur ke rumah makan dan hotel dengan sambil terkantuk-kantuk. Tiba di hotel ngantuknya mulai hilang, karena bagi kami yang jarang tidur di hotel "eman-eman" dengan fasilitas sebegini banyak kok ditinggal tidur saja, besok jam 7 pagi harus keluar dari hotel. Kalo hanya numpang tidur kami sudah biasa tidur di hutan, dijalan, pom bensin. Jadi malam ini kami manfaatkan dengan mandi air panas, charger kamera dan hp, bikin kopi nonton national geographic chanel di tv besar sambil tiduran nyaman. Untuk tidur yang lebih lama besok aja pas di bus.

Paginya benar, check out hotel jam 7.30an dan langsung menuju ke Gili Trawangan, ya ini satu-satunya obyek wisata di Lombok yang dikunjungi. Setelah selesai dari lokasi ini hanya mampir di toko oleh-oleh dan balik lagi ke Bali. Gimana sodara-sodara? saya yakin kalo yang bikin program mahasiswa gak akan kayak begini jadinya.

Oke kita nikmati saja apa yang ada dulu. Perjalanan menuju Gili Trawangan.

tongsis merajalela
gak punya tongsis pake tripod besar

Selasa, 01 Juli 2014

Travelling Gratis Bali Lombok (Part 1)


Siapa yang tidak suka dengan piknik, jalan-jalan, liburan dan sejenisnya? Apalagi kao gratisan, wuihh ibarat lagi mimpi trus tiba-tiba bangun dari tidur dan mimpi itu terwujud. Seneng bukan main. 

Seperti itulah yang saya rasakan beberapa waktu lalu, pagi-pagi dapat tawaran tiket gratis travelling bali lombok. Ya gratis tis, makan, transportasi, penginapan, tiket masuk lokasi dan sejenisnya udah ada yang nanggung (include dalam tiket tersebut) dan jumlahnya 3 tiket, artinya saya masih bisa mengajak 2 orang kawan. Semua karena korban atau dampak peraturan Mentri Pendidikan yang mewajibkan penataran kurikulum baru bagi guru SD harus rampung sebelum puasa. Sehingga orang tua saya yang kena peraturan, jauh hari sudah mempersiapkan piknik bersama koperasi guru-guru ahirnya merelakan tiketnya untuk saya. Alhamdulillah, semoga lain waktu dapat ganti buat bapak ibu saya. 


Kita mulai cerita travelllingnya. Saya mengajak seorang teman waktu kuliah dan satu orang lagi keponakan yang keduanya sama-sama pecinta jalan-jalan dan naik gunung. Bagi orang yang jarang travelling ataupun jelajah pasti akan sangat detil mempersiapkan bekal. Sejak beberapa hari sebelum berangkat sudah ditata tasnya dan disiapkan semuanya. Namun kami tidak, cukup di list saja apa yang perlu dibawa di secarik kertas. Padi hari H sebelum berangkat masukkan semua barang yang ada di lisg ke dalam ransel lalu angkat. Selesai. Dan satu jam sebelum keberangkatan saya baru menyiapkannya, mandi lalu berangkat ke titik kumpul di Alun-alun utara surakarta. 

Kalau ditanya, apa sih enaknya piknik bareng bapak ibu guru yang rata-rata anaknya sudah besar dan beberapa sudah bercucu? Tidak ada, pasti seleranya akan berbeda dan siapa partner dijalan itu sangat menentukan kenyamanan kita ketika travelling. Lalu kenapa mau? Jawabannya adalah, tidak ada yang salah dengan kata "gratisan".hahaha Demi Bali dan Lombok yang gratisan, peduli amat tentang nyaman gak nyaman. Makan dengan apa tidur dimana kami sudah biasa "hidup susah", gak ada orang yang dikenalpun gak masalah. Bagi saya sekalipun saya berangkat sendirian pun akan saya ambil pilihan itu. 

Menikmati macet di malam hari
Siang tanggal 21 Juni kita berangkat 6 bus pariwisata. Tujuannya dari Jawa langsung menyeberang ke Bali lalu menyeberang langsung ke Lombok NTB. Sebuah perjalanan yang panjang untuk sebuah piknik. Karena perjalanan panjang inilah saya akan lebih banyak mengupas beberapa tips selama perjalanan daripada detil info tempat wisata yang dituju. Saya sangat yakin bahwa perjalanan ini akan benar-benar makan waktu. Dari Solo berangkat pukul 13.30 sampai di pelabuhan Ketapang jam 05.00 esok paginya. Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk masih jam 8. Akhirnya kita harus menunggu cukup lama di Pelabuhan. 

Apa yang bisa dilakukan selama itu? Apakah mau mandi dulu? Kalo mau sih gak apa-tapo kita tidak karena daripada bayar untuk mandi mending buat beli segelas kopi. Di pelabuhan segelas kopi ada yang harga 3.000 dan 5.000. Saya memilih susu panas saja 3.000, kalo mau beli makan semisal popmie pasti harganya diatas harga standart. Artinya, standartnya tempat ini memang segitu, lebih daripada minimarket. Lagipula kalo udah ikut rombongan piknik pasti makan sudah dijamin, tinggal nunggu waktu saja pasti sarapan juga. Berhemat mennn.. 

Susu di pelabuhan
Perjalanan kali ini memang saya niatkan untuk ajang hunting foto. Tripod, kamera, batre ekstra sudah saya siapkan demi hunting foto yang pastinya baru. Namun pagi itu di pelabuhan ketapang cuaca kurang bersahabat, berharap ada sunset dari atas laut ternyata mendung. Ya sudah tak ada sunset bukan berarti kamera off, masih banyak obyek lain untuk di foto. Bersambung...