Cukup sering mendengar nama tempat ini, namun rasa penasaran yang saya coba puaskan dengan googling belum menemukan jawaban yang pas di hati. Saat itu belum banyak yang menuliskan tentang lokasi ini, karena sebenarnya ini bukan lokasi wisata seperti waduk, pantai, taman bermain, dsb. Tujuan dibangunnya tempat ini adalah untuk latihan terbang Gantolle.
Langsung ke inti cerita, dari info yang saya dapat lokasinya dekat dengan Waduk Gajah Mungkur. Ya, hanya itu informasi yang saya dapat dan kemudian saya putuskan untuk berangkat mencari lokasi ini.
Tanggal 10 September 2013, siang hari saya menyiapkan kamera prosummer yang sekarang sudah laku terjual, slayer, kacamata hitam, sarung tangan, jaket, minuman, dsb. Sama seperti kebiasaan saya sebelumnya, pergi tanpa planning kecuali 5-10 menit menjelang keberangkatan. Ternyata memang tepat seperti apa yang telah di beritakan dalam beberapa artikel hasil googling saya. Gapura tepat berada di kanan jalan sekitar 2 km sebelum pintu lokasi Waduk Gajah Mungkur. Tidak sesulit yang saya bayangkan di awal, karena memang lokasi ini tepat di tepi jalan dan di gapura sudah ada tulisannya.
Rute selanjutnya adalah perjalanan menanjak, di kanan kiri jalan isinya ladang dan perkampungan. Kondisi jalan cukup rusak, tanjakan secara umum mudah namun tetap saja ada beberapa titik yang berat untuk motor bebek 100cc ini. Ada 1 hal yang terlintas dalam pikiran saya waktu itu, kenapa jalanan rusak seperti ini tidak diperbaiki?
Mungkin, karena jalan ini adalah jalur utama menuju landasan Gantolle, yang notabene bukan tempat wisata umum yang mampu menyedot banyak pengunjung, turis dan rombongan dengan bus seperti di Waduk Gajah Mungkur. Sedangkan para pegiat gantolle jika melintasi jalan ini dengan mengendarai mobil, apalagi jika mobil adventure 4x4 dan sejenisnya untuk rute seperti ini bukan masalah. Masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur ini, sama sekali tidak masalah karena memang sudah terbiasa sehingga praktis prediksi saya mengatakan belum akan ada perbaikan jalan ini dalam waktu dekat.
Mungkin, karena jalan ini adalah jalur utama menuju landasan Gantolle, yang notabene bukan tempat wisata umum yang mampu menyedot banyak pengunjung, turis dan rombongan dengan bus seperti di Waduk Gajah Mungkur. Sedangkan para pegiat gantolle jika melintasi jalan ini dengan mengendarai mobil, apalagi jika mobil adventure 4x4 dan sejenisnya untuk rute seperti ini bukan masalah. Masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur ini, sama sekali tidak masalah karena memang sudah terbiasa sehingga praktis prediksi saya mengatakan belum akan ada perbaikan jalan ini dalam waktu dekat.
Tiba di lokasi, sepi. Maklum karena hari sudah sore dan bukan merupakan hari libur atau akhir pekan. Hanya ada 1 warung kecil yang penjualnya sekaligus merangkap sebagai tukang parkir.
Di lokasi parkir sudah ada beberapa motor, satu motor terdapat 2 helm. Ini artinya pengunjung rata-rata adalah orang pacaran. Ya memang harus diakui, orang pacaran lebih detil dalam menemukan lokasi-lokasi wisata yang pemandangannya bagus, sepi, kalo perlu yang masukknya gratis,dsb.
Di lokasi parkir sudah ada beberapa motor, satu motor terdapat 2 helm. Ini artinya pengunjung rata-rata adalah orang pacaran. Ya memang harus diakui, orang pacaran lebih detil dalam menemukan lokasi-lokasi wisata yang pemandangannya bagus, sepi, kalo perlu yang masukknya gratis,dsb.
gerbang masuk dari jalan raya |
Motor di parkir, kamera saya keluarkan lalu mulai merekam keindahan lokasi ini. Tukang parkir mendatangi saya, lalu mulai mengajak ngobrol tentang lokasi ini. Dengan sangat bersemangat ia menceritakan semua yang ia ketahui dengan gaya penjelasan yang sangat menarik, mudah difahami. Dari hasil ngobrol tersebut saya mendapatkan banyak info:
Landasan Gantolle di Solo dan sekitarnya hanya ada 2, yang pertama di Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar dan kedua di tempat ini
- Landasan Kemuning berada di ketinggian, sehingga penerbang dari sini tinggal meluncur saja dan bermanuver kemana-mana. Landasan Wonogiri ini lebih rendah, sehingga penerbang setelah meluncur harus bisa beradaptasi dengan angin agar bisa naik sebelum melakukan manuver atau atraksi lain
- Tipikal cuacanya, Landasan Kemuning sering tertutup kabut sehingga ketika kabut tebal penerbang tidak berani meluncur. Berbeda dengan Wonogiri, disini tanpa kabut.
salah satu view ketika setengah nanjak |
Puas mendengarkan cerita dari tukang parkir yang sudah sangat mirip Guide Wisata ini saya berpamitan untuk melihat lokasi di atas. Dengan gaya pemaparan yang sebegitu detail harusnya ia jadi seorang guide saja.. Tapi untuk lokasi simpel seperti ini mungkin tidak banyak orang yang berminat menyewa jasa guide.
Tiba di atas, subhanallah..ternyata sangat indah. Selepas mata memandang akan kita temukan view Waduk Gajah Mungkur yang sangat luas, jalan raya, jembatan, ladang sangat mendamaikan.
Apalagi saat itu lumayan sepi, tempat sempurna untuk melamun :-D dan pasti suatu hari saya akan kembali kesini lagi. Tepat hari itu ada event besar skala nasional, acaranya Satpol PP dari seluruh Indonesia berkumpul di Waduk Gajah Mungkur, tambah makin ramai di lapangan waduk..dan lagi-lagi bisa leluasa kita lihat dari tempat ini.
Apalagi saat itu lumayan sepi, tempat sempurna untuk melamun :-D dan pasti suatu hari saya akan kembali kesini lagi. Tepat hari itu ada event besar skala nasional, acaranya Satpol PP dari seluruh Indonesia berkumpul di Waduk Gajah Mungkur, tambah makin ramai di lapangan waduk..dan lagi-lagi bisa leluasa kita lihat dari tempat ini.
jajal zoom kamera |
Cukup, bagi saya cukup niat, berangkat, menikmati perjalanan, menikmati lokasi yang indah, mendokumentasikan lalu pulang. Travelling tidak harus mahal..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar