Sabtu, 20 Maret 2010

TOURING DENGAN MOTOR BEBEK

Ini adalah beberapa tips bagi yang ingin melakukan Touring dengan menggunakan motor seadanya (bebek).
Sekedar berbagi pengalaman penulis ketika mengikuti Touring Lintas Jatim selama 4 hari 3 malam dengan mengendarai motor bebek.

“Touring”.
Ketika kata tersebut dimasukkan ke dalam search engine google maka yang akan keluar rata-rata didominasi dengan sharing pengalaman atau artikel touring dari touringnya motor-motor besar (ber cc besar dan non-bebek).

Akan tetapi apakah lantas motor bebek tidak bisa untuk touring? Tentu saja BISA jawabannya.
Hanya saja perlu ada beberapa point penting yang harus diperhatikan disini, diantaranya:

Perlu disadari sejak awal bahwa motor bebek (secara umum) di desain untuk penggunaan sehari-hari dan dengan kapasitas cc yang tidak terlalu besar, sehingga ketika motor bebek tersebut akan digunakan untuk touring maka WAJIB diservise di bengkel resmi dan menyampaikan ke mekanik bahwa motor ini akan digunakan untuk touring ke daerah X selama sekian hari.



Pertimbangan fisik tentu sangat dibutuhkan, karena mengendarai motor besar dibandingkan dengan motor bebek (kecil) tentu akan lebih melelahkan mengendarai bebek. Dengan motor bebek guncangan akan lebih terasa sehingga otomatis badan cepat lelah, sedangkan motor besar relatif lebih tahan guncangan


Motor besar tentu memiliki berat total yang lebih besar dibandingkan dengan motor bebek, sehingga ditopang dengan kapasitas mesin yang besar maka lebih mumpuni untuk dimuati dengan box maupun perkap yang lainnya.

Sedangkan untuk motor bebek perlu dipertimbangkan (harus lebih selektif memuat barang bawaan)
Atau jika ingin menambah tempat untuk memuat jas hujan tetapi tidak menggunakan box bisa menggunakan tas silinder untuk begel.

Selain faktor “seberapa kuat memuat barang” motor bebek lebih mudah terhempas ketika mendapatkan tekanan angin, misalkan ketika disalip atau berpapasan dengan truk atau bus besar dalam kondisi kecepatan tinggi.

Pergunakan sesuatu yang bisa menyala. Ini dianjurkan ketika berada ditempat yang gelap agar lebih terlihat (walaupun lampu juga sudah ada) 

    Jangan memaksakan mesin
    Ketika dijalan seringkali kita lupa berapa kapasitas mesin dan berapa seharusnya kita melaju. Misal: dengan kapasitas mesin 100cc dalam kondisi standard maka kecepatan yang aman kita tempuh adalah 90 kpj (maksimal 100 kpj asal jangan terlalu sering, kasihan mesinnya)

    Pelumasan rantai dan knalpot.
    Perjalanan jauh menjadikan rantai cepat kering, sebaiknya persiapkan pelumas untuk rantai agar laju motor tetap lancar.

    Knalpot yang terlalu panas juga akan menyebabkan suara mesin menjadi kasar dan tidak nyaman untuk melaju dalam kecepatan tinggi (pengalaman penulis dengan menggunakan Honda Revo 100 cc) sehingga ketika knalpot dilumasi suara mesin akan halus dan nyaman untuk dikendarai walaupun disiang hari yang panas dalam kecepatan tinggi.
    Foto Revoku ketika dibengkel motor daerah Sukapura, setelah melibas Lautan Pasir Gunung Bromo. Rantai dilumasi, knalpot dilumasi siap melibas jalanan lagi…

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar