Berangkat: Solo - Purwodadi - Grobogan - Brati - Klambu - Undakan - Kudus
Pulang: Kudus - Demak - Semarang - Salatiga - Solo
Dengan jarak tempuh 285 km
Total biaya bensin Rp 36.000 (motor irit tenaga limit)
Waktu OTR (on the road) total 8 jam
Ride report kali ini adalah tentang perjalanan saya maen ketempat salah seorang kawan akrab semasa kuliah dulu. Kebetulan kemaren saya bertransaksi dengan salah seorang penjual di toko bagus dan dia berdomisili Kudus, sehingga saya meminta tolong untuk COD-an dengan si penjual dan barangnya dibawa kerumahnya dulu.
Perencanaan
Saya mulai dengan sederhana, buka peta Jawa Tengah kemudian membuat rute berangkat dan pulang. Setelah dipikir-pikir dengan jarak seperti ini saya bisa melakukan perjalanan One Day Touring (tidak pake menginap) karena saat ini kondisi keluarga belum mengijinkan saya untuk jelajah hingga menginap walaupun satu malam saja. Tapi tak apa, itu bukan berarti halangan untuk melakukan perjalanan lintas kota. Setelah urusan peta dan rute selesai kini kembali ke bagian motor dan perkap. Untuk motor, karena sebelumnya masih dalam keadaan sehat-sehat saja maka pengecekan cukup standart saja
- Mencucinya: Agar lebih tau mendetail kondisi ban, bodi, dll selain agar bersih juga
- Cek Rem, lampu, gas, kondisi ban, dll
- Melumasi rantai, pasang braket box, braket minum, pasang peta di speedo bag (tas modifikasi hasil kreasi saya sendiri)
Sedangkan untuk perkap yang saya bawa untuk perjalanan kali ini diantaranya:
- P3K
- Pompa portable (antisipasi kalo bocor/gembos)
- Jaring
- Uang secukupnya, dompet, surat-surat yang diperlukan
- Helm full face, jaket motor, sarung tangan kain tebal, AP BOOT MOTO 2, tas pinggang
Mungkin secara umum hanya itu saja, dipersiapkan menjelang tidur esok tinggal dipake
Berangkat
Start 08.15 WIB
Sebenarnya saya kepingin berangkatnya pagi-pagi benar sebelum matahari terbit, namun karena keadaan yang belum memungkinkan ya jam 8 gak apa-apa lah. Melaju dengan kecepatan sedang ke arah Gemolong, Sumberlawang, lalu belok kiri ke arah Lokasi Wisata Kedung Ombo, Simpang 5 Purwodadi, Grobogan. Sampai disini tak ada halangan yang berarti, hanya harus berkonsentrasi ekstra ketika melewati rute Solo-Gemolong yang sempit dan padat lalu-lintas.
Dari Simpang 5 Purwodadi sebenarnya kepingin ngambil jurusan Godong - Demak, namun dulu udah pernah lewat akhirnya saya pilih jalur lain dengan mengambil arah Brati. Padahal sama sekali saya gak tau seperti apa jalanan disini, tapi ya gak apa-apa lah wong namanya juga menikmati perjalanan ya entah jelek atau bagus nikmati saja.
Brati-Klambu yang kelabu
Dengan mengandalkan peta Jawa Tengah saja saya mencoba blasakan di daerah Brati yang rutenya tidak tergambar di peta saya, loh...ternyata jalan makin kecil, makin pelosok desa dan makin rusak. Parahnya lagi, sama seperti ketika dulu pernah maen ke tempat kawan di daerah Demak yang berangkatnya melewati Godong. Saya harus melibas genangan air yang sudah mengental menjadi lumpur karena kemaren hujan dan sekarang cuaca panas terik. Tak apalah, yang penting ban motor tidak bocor dan mesin dalam kondisi sehat selalu.
Karena makin pelosok dan saya sendirian maka rasa was-was kalo salah jalur sudah pasti muncul, apalagi ketika melintas beberapa km tidak bertemu orang dan bensin sudah limit langsung membuat agak merinding sendiri walaupun siang hari. Satu hal lagi yang membuat merinding ketika siang hari saat Solo Riding seperti ini adalah saya melewati perkampungan tapi sama sekali gak ketemu orang...nah lo, ini kampung beneran apa dunia lain? Antisipasinya paling hanya segera mampir isi bensin eceran ketika menemukan kios kecil yang menjual bensin didepan rumah mereka walaupun belum terlalu membutuhkan. Dengan beli sebotol bensin bisa sekaligus tanya-tanya tentang kondisi didaerah sekitar situ dan yang lainnya.
Klambu-Undakan-Kudus Full Beton Track
Setelah mengisi bensin ecerah di daerah Klambu saya diketawain si bapak yang jualan bensin karena motor dan sepatu serta beberapa titik di jaket saya belepotan lumpur, sambil si bapak bilang "Habis ini sudah gak ada jalan jelek lagi kok mas, nanti sampe Kudus udah halus". Awalnya tak pikir bapaknya bohong, namanya juga di daerah...kalo jalan hancur saja udah biasa kalo bilang halus paling ya gak halus-halus amat. Eh, ternyata saya salah sudah berburuk sangka karena memang jalan rusak sudah berlalu sekarang digantikan jalanan yang semuanya di beton, bukan aspal tapi fullllll beton. Sejauh mata memandang hanya beton dan beton yang gak habis-habisnya. Gak habis-habis sampe pegel melihat beton dan ngantuk karena jalannya lurus dan temanya beton pokoknya.
Nyampe dah di Kudus 11.37 WIB (lama amat yah...)
Tiba dirumah kawan dapat sambutan yang sangat istimewa, sampe pekewuh sendiri. Datang langsung ada gorengan + teh panas, agak siang dikit diajak makan, pulang dari makan diluar disuruh nyicipin masakan kateringan keluarganya. Kebetulan lagi ada pesenen...wah, wah. Tapi maaf saya belum bisa menginap (diluar perkiraan tuan rumah, dikiranya saya menginap), Insya Alloh laen waktu saya pasti menginap dah.
Sore hari pas waktu Ashar saya diajak ke Masjid Kudus (yang biasa dipake ziarah sebelahnya) dan dipinjami kopyah atau apa ya, songkok gitulah. Ternyata 99 % orang yang sholat di Masjid ini pake semua, jadi ntar nak gak pake ndak keliatan beda sendiri.hehe Seumur-umur baru kali ini ke Masjid pake begini. Menjelang pulang masih juga dibungkusin jajanan katering tadi, ya ampung jadi enak.hehe tambah lagi dibuatkan denah kalo mau lewat Purwodadi tapi jalannya gak lewat Brati. Dibuatkan rute Waduk Klatak, yang katanya jalur jeleknya cuma dikit, selebihnya udah halus lagi.
Perjalanan Pulang 15.50 WIB (4,5 jam gak pake istirahat dan hujan terus)
Setelah berpamitan pulang saya sudah 100% membulatkan tekad untuk melewati Purwodadi sesegera mungkin, tapi kenyataan berubah total. Baru keluar dari rumah dan masuk jalan raya beberapa meter langsung hujan, lalu menepi dan mengenakan jas hujan. Lalu tiba-tiba kepikiran lewat jalan rusak kondisi sudah sore, sepi dengan kondisi ban halus. Mati gua kalo sampe ban bocor ato sobek. Sebenarnya ini tantangannya, pacu adrenalin dengan medan ekstrim. Tapi saat ini belum dululah, entah kenapa feeling mengatakan lebih baik tidak lewat sini. Ya mau gimana lagi, kalo gak lewat sini berarti harus lewat memutar dengan rute Demak-Semarang-Salatiga-Solo beuhh...
Jalur Kudus-Demak-Semarang sedang diperbaiki diberbagai titik, walhasil menjadikan saya terjebak macet dan harus menyelinap diantara truk-truk besar dan menginjak lumpur, terpeleset berkali-kali dan tangan untuk memegang handle gas sudah pegal walaupun baru sebentar. Jalur Demak-Semarang hujan deras sederas-derasnya sampe pandangan menjadi terbatas hanya beberapa meter didepan. Tapi mau berhenti juga nanggung dan gak ada tempat berteduh juga terpaksa lanjut menembus hujan. Jaket dobel 2 baru mengenakan jas hujan serta mengenakan AP BOOT MOTO 2 memang cukup membuat hangat badan. Terbukti lagi, sepatu ini membuat nyaman di hujan yang ekstrim * I Love My Boot
Masuk Semarang pukul 17.30, menepi di SPBU untuk mengisi bensin, minum dan sms ngabarin orang dirumah kalo nanti mau pulang agak malem. Masuk Salatiga jalur dialihkan melintasi jalanan beraspal yang baru saja jadi, lokasinya sangat sepi sampe sempet kepikiran yang aneh-aneh lagi, mulai dari kesasar, masuk dunia lain (halah) atau halusinasi karena capek. Untuk saat ini ngantuk sudah bukan musuh lagi, karena 100% saya tidak mengantuk, namun agak pegel.
Finish 20.30 @ SPBU Depan SMA N 5 Surakarta
Berhenti sejenak untuk merebahkan badan, membersihkan diri, lalu sholat di Mushola. Saya istirahat, motor istirahat dan jadi tontonan orang yang sedang isi bensin karena full lumpur.
Alhamdulillah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar