Selamat Datang di Gili Trawangan
Kesampaian juga di tempat yang diimpikan banyak orang ini, alhamdulillah gratisan pula. Bukan rombongan piknik namanya jika tidak dibatasi waktu. Bayangkan, bagaimana mungkin bisa puas di lokasi yang indah ini hanya dengan alokasi waktu 2 jam saja. Tapi tak apalah, maksimalkan saja waktu yang ada.
Niatnya kemari saya pingin hunting foto sebanyak mungkin, pengin buat foto HDR Landscape Gili Trawangan, semua gagal sudah gara-gara kepincut snorkeling. Di kompori "Pak Benk" untuk ikut snorkeling, gubrakk snorkeling darimana wong renang gak bisa. Entah kenapa saya pingin juga, kapan lagi snorkeling di tempat yang diimpikan banyak orang baik lokal maupun mancanegara. Dengan biaya sewa peralatan (google, pelampung, dan sepatu katak) sejumlah 60 ribu kami mulailah petualangan ini. Awalnya sih ingin sekalian nyewa kamera underwater, tapi harganya diluar perkiraan, 300 ribu hanya untuk pinjem kamera, oh tidak. Lebih baik langsung nyebur saja.
Pengalaman pertama snorkeling? ya memang, bahkan pertama kalinya nyebur laut di kedalaman yang bisa menenggelamkan saya. Perasaan takut tenggelam ada sih, tapi di awal saja dan begitu merasakan bahwa dengan pelampung kita gak bisa tenggelam ya saya makin PD walaupun tidak mau jauh dari instruktur saya "Pak Benk". Ntar kalo ada apa-apa ya tinggal tangkep aja instrukturnya biar diselamatin.hahaha. Harusnya jika mau dapet view yang bagus nyewa boat lagi lalu pindah ke area yang sepi dan airnya tenang, bukan snorkeling diantara kapal perahu bermesin tempel yang pada parkir. Namun kami tidak punya cukup banyak waktu dan dana, akhirnya nekat snorkeling disini saja. Yang paling penting untuk bisa mendapatkan view cukup bagus adalah jangan hanya berenang di tepi, tapi harus agak ke tengah laut yang airnya cukup biru. Artinya kedalamannya agak lumayan, sudah tidak banyak pasir pantainya dan artinya kita bisa melihat kehidupan bawah air dengan lebih jelas. Inilah pengalaman pertama snorkeling, indah ternyata, ikan-ikan mirip yang ada di film "Nemo" berkeliaran bebas, apalagi bisa diving di tempat-tempat memukau lainnya...hmmm
Puas gak puas harus "mentas" (keluar dari air), 2 jam kurang dikit saya keluar dan mendapati semua orang sudah hampir selesai makan. Apa-apaan ini - gerutu saya dalam hati, saya belom mandi, belom ganti, belom makan juga. Ah bodo amat, selanjutnya saya mengembalikan peralatan yang saya sewa lalu beranjak mencari Masjid terdekat. Ya memang saya cari Masjid, karena kebetulan tempat kamar mandi untuk bilas di sekitar persewaan alat snorkeling tadi airnya habis, cari-cari yang lain belum ketemu adanya tempat penginapan semua, masak iya mau kesana untuk numpang mandi..Belum lagi urusan pakaian ganti, saya memang tidak mengatakan "disini mahalnya gak ketulungan" tapi saya bilang saya akan sangat eman-eman untuk beli barang yang masih bisa ditunda. Bayangkan, saya ingin beli celana pendek untuk ganti saja disini harganya 75rb.hahaha saya tidak jadi beli lebih baik berbasah-basah sampe menyeberang ke bus dan saya bisa ganti dengan pakaian yang saya bawa di tas.
Gili Trawangan, akan menjadi kenangan indah yang tak akan saya lupakan. Ini adalah daerah tanpa polusi, di daratan hanya ada "cidomo", pejalan kaki dan sepeda. Lautan yang indah, bawah laut yang tak kalah indah, dan semuanya. Pantas jika daerah ini sangat faforit dan menjadi tempat impian bagi banyak orang.
Selepas dari Gili Trawangan, rombongan hanya singgah di tempat oleh-oleh dan showroom kerajinan mutiara asli Lombok. Setelah itu menyeberang kembali ke arah Bali. Sudah terbayang, perjalanan 4-5 jam diatas laut yang membosankan, tak apa, semoga lekas mendarat dan sampe di hotel untuk bersantai.
Yang menjadikan perjalanan ini agak berbeda dengan ketika berangkat adalah bahwa kami mendapatkan kapal yang lebih besar, lebih luas, ada ruangan ber-AC dan sebenarnya ini tidak penting bagi saya. Yang cukup membuat saya senang adalah tempatnya lebih bersih dan luas, sehingga bisa memilih tempat yang nyaman untuk menggelar matras dan tiduran menatap langit. Oh iya, satu hal lagi keuntungan mendapatkan kapal yang besar perjalanan jadi lebih stabil dan minim goyangan, jadi tidak terlalu bikin mabuk.
Yang saya impikan dari perjalanan ini sebenarnya adalah, saya bisa mendapatkan view sunrise atau sunset yang bagus di laut, tapi nyatanya hanya cuaca yang selalu semburat mendung yang saya dapatkan. Tapi alhamdulillah, masih bisa mendapatkan beberapa view yang lumayan bagus dan berkesan, tidak sia-sia membawa kamera dan tripod besar kali ini.