Kamis, 16 Mei 2013

Sunset Mempesona Waduk Lalung

Kali ini saya semangat lagi untuk menuliskan banyak hal yang semoga bisa memberikan inspirasi banyak rekan-rekan yang sudah mampir di blog ini, tulisan kali ini adalah tentang salah satu tempat yang nyaman untuk menghabiskan sore hari sampai matahari tenggelam. Lokasi ini masih menjadi lokasi faforitku untuk refreshing jarak dekat. Ya karena memang "refreshing" menurut saya tidak selalu harus berada di tempat wisata ataupun di tempat yang sudah terkenal, refresh menurut saya adalah dimana kita bisa menemukan kembali kesegaran setelah jenuh dengan rutinitas.
Oke langsung saja, Waduk Lalung memang faforit bagi saya karena setidaknya memiliki hal berikut ini:
  1. Jarak yang dekat dengan rumah
  2. Lokasi yang sepi
  3. Akses yang gampang-gampang susah
  4. Ada spot untuk menikmati matahari sampai tenggelam (sunset spot)
  5. Gratisss
Mari kita kupas satu per satu kelebihan lokasi ini:




Jarak yang dekat dengan rumah


Waduk Lalung berada sekitar 15km dari rumah, tepatnya berada di daerah Karanganyar Jawa Tengah. Untuk menuju lokasi ini dari Solo ke arah timur, jurusan Tawangmangu, sampai di Taman Pancasila Karanganyar ambil arah ke selatan, sudah. Nanti waduk kelihatan dari tepi jalan. Memang tak masalah sih kita refreshing dengan jarak yang agak jauh, tapi kalau di jarak menengah ada lokasi menarik ya saya seneng-seneng aja maen kesini agak sering. Biaya mungkin tidak sampai satu liter bensin dan sudah bisa menemukan tempat menarik, asik kan..
Lokasi yang sepi
Bagi saya view alam bagus tapi ramai itu tidak terlalu seru, lebih asik jika dengan view yang menarik dan lokasi sepi, kita bisa menikmati suasana dengan nyaman. Dan di Lalung ini saya bisa merasakan sepi itu, mungkin di jalur lingkarnya tidak terlalu sepi memang, banyak yang jalan-jalan atau joging, namun yang berada tepat di tepian air hanya satu dua orang saja, mereka adalah para pemancing ikan. Selebihnya saya sendirian menikmati suasana. Memang yang saya impikan adalah menimati sunset sendirian di tepi pantai yang terpencil, namun apa daya lokasi pantai jauh dari sini dan beberapa hal waduk Lalung ini sedikit mengobati kerinduan itu.

Akses yang gampang-gampang susah
Akses menuju lokasi memang bisa dikatakan cukup mudah, namun juga butuh sedikit perjuangan untuk mencapai lokasi spot yang bagus untuk kali yang pertama. Yang mengganjal pikiran saya pertama kali adalah bagaimana bisa membawa motor naik tanggul dan mendekat ke air, karena memutari jalan di sekitarnya tidak terdapat jalur naik yang bisa diakses motor. Namun setelah mencoba beberapa gang di perkampungan dan sekitar sekolahan, ternyata ada jalannya. Namun itu berada di jalanan berpaving diatas tanggul waduk, harus memutar waduk satu kali baru saya temukan jalur untuk mendekat air. Pass, akhirnya lega setelah menemukan jalur ini, dan kebetulan lokasi ini tepat sekali dengan view paling bagus. Tidak sia-sia melewati jalan yang agak terjal jika hasilnya luar biasa.
Sunset Spot
Inilah yang saya cari dari view alam disini, view cantik matahari tenggelam yang sangat mendamaikan menurut saya. Dan itu bisa didapatkan di spot yang saya temukan setelah mengitari waduk ini satu kali. Menikmati golden sunset ditempat yang sepi, ah ini memang terlalu menarik untuk sekedar diceritakan lewat tulisan. Lebih baik biar foto dan pengalaman langsung yang menceritakan keindahannya, intinya saya belum bosan untuk kembali kesini lagi next time.
Gratisss
Yang ini memang super, selain menawarkan lokasi eksotis dan agak private (karena lumayan sepi) tempat ini memang gratis. Jadi tak masalah mau kesini berapa kali selama belum ada rencana dari pemerintah kabupaten untuk mengelola tempat ini menjadi sebuah obyek wisata, maka akan tetap gratis.
Cukup itu dulu deskripsi singkat mengenai waduk Lalung yang istimewa, jangan lupa mampir jika ingin melihat lebih dekat.

*sedikit tips:
untuk mendapatkan view sunset maksimal perhatikan intensitas cahaya matahari ketika pukul 15.00, jika sinarnya sangat kuat dan menyilaukan mata hingga sakit, maka biasanya nanti sore sunset bagus. Namun jika cahayanya biasa saja, masih diragukan jadi sunset atau tidak

Jumat, 10 Mei 2013

Review Canon Power Shoot A580

Setelah lama dan lama sekali tak posting di blog ini, akhirnya pada malam hari ini berkesempatan untuk menulis lagi. Kemaren-kemaren masih berjuang untuk bisa lulus, alhamdulillah sekarang sudah bisa lulus dan tinggal menunggu waktu wisuda.

Untuk tulisan pertama setelah sekian lama vakum dari dunia bloging, saya ingin mereview sebuah kamera lawas yang pernah menemani beberapa petualangan yang pernah kualami. Langsung saja, ini adalah Canon PSA 580, kalau mau dikatakan review sudah amat sangat terlambat, ini bukan gadget baru. Namun jika hanya share penggunaan saja tak masalah.

Kamera ini saya dapatkan dengan harga murah saja, cukup 350 ribu dan saya bawa pulang. Sempat ragu dengan kondisinya yang memang sudah agak jadul, di bagian lensa agak sedikit berkabut, untuk melakukan zoom suara lensanya teramat berisik bahkan saya khawatir kalo tiba2 seret dan macet. Tapi overall selama ini baik-baik saja.
Langsung ke plus minus agar lebih singkat pembahasannya:







Plus:

  1. Harga terjangkau sudah pasti, karena beli seken dan ini kamera keluaran tahun 2009 kalau tak salah.
  2. Kualitas Canon, dan saya sudah bandingkan dengan Olympus FE 310 saya lebih pilih ini dari segi kemampuan zoom, kestabilan pengambilan gambar ketika zoom jauh maupun penggunaan modus makronya.
  3. Ada fitur Long Shutter, dimana dengan fitur ini kita bisa membuat foto track cahaya dari lampu motor atau mobil pada malam hari dengan indah.
  4. Pengaturan manual yang sangat leluasa, walaupun tidak bisa mengatur shutter speed dan aperture namun pengaturan iso, intensitas cahaya dan yang lainnya cukup untuk ukuran kamera lawas
Pengaturan Long Shutter
Minus:
  1. Kemampuan sensor menangkap warna kurang begitu istimewa
  2. Lubang dudukan tripod berada di tepi bukan ditengah, cukup mengganggu ketika menggunakan tripod mini kadang bisa miring dan jatuh
  3. Yang lainnya saya tidak bisa mengomentari karena bukan pengguna sejak dari baru
Kesimpulannya, kamera ini kamera lawas dan sudah pasti discontinue. Namun untuk urusan dokumentasi standart tak ada masalah, bahkan harga 350 itu sudah sangat istimewa menurut saya, karena setelah itu saya tidak lagi menemukan dijual di forum jual beli. Namun pada akhirnya tak ada yang statis, hidup harus berkembang jadi lebih baik lagi. Dan kamera ini sudah laku saya jual untuk menambahi beli kamera prosummer Fujifilm Finepix S2950. Untuk ulasan prosummer ini next time setelah saya menguasainya...
Berikut adalah beberapa jepretan dengan kamera si jadul A580, tanpa editing hanya resize saja, semoga berkenan
Sunset Waduk Lalung
Pantai Klayar
Makro dengan Miniatur Borobudur