Setelah sekian lama belum ada kesempatan dan semangat untuk posting lagi, maka setelah acara kemaren ada niatan untuk kembali posting tulisan lagi karena ada sesuatu yang istimewa dalam perjalanan ke Ngawi kemaren.
Pernikahan Rina yang jatuh pada tanggal 5 Juli 2011 dilaksanakan di daerah Ds. Tambakromo, Padas, Ngawi. Awalnya banyak teman yang hendak berangkat, namun pada hari H banyak yang ada halangan sehingga membatalkan rencana keberangkatan, ada yang sedang ada acara keluarga, ada keluarga yang di Rumah Sakit, dan yang lainnya (semoga diberikan kesembuhan bagi yang sakit dan diperlancar urusannya bagi yang ada agenda) sehingga fix pada hari Selasa pukul 10.30 berangkat dari belakang kampus 5 orang saja dengan 3 motor. Aku sendirian dengan Revo100, Pak Beng dengan Parwa naek JupiterZ110, Didik dengan Ida naik Mio Soul.
Istirahat (yang nempatin disini orang pacaran awale, tapi trus kabur) |
Karena cuaca panas maka rute awal yang rencananya melalui Sragen di alihkan lewat Cemoro Sewu, dengan harapan dalam perjalanan bisa lebih nyaman dan tidak terlalu terpanggang di jalan raya. Kecepatan stabil 70-80 kpj ketika berangkat, namun ketika sudah di Tawangmangu Mio Soul makin tak terkejar saking handalnya di tanjakan. Setelah tiba di Gondosuli, tikungan buk bengkong istirahat sejenak. Beristirahat, minum, berfoto lalu melanjutkan perjalanan.
MIO OVERHEAT
Parkir depan Masjid |
Saking handalnya di tanjakan Mio mesinnya panas dan mati ketika tiba di Gerbang Selamat Datang Jawa Timur, Cemoro Sewu. Namun bisa hidup lagi dan bisa sampai ke Masjid di Cemoro Sewu. Istirahat, sholat lalu Mio disiram air sebanyak2nya di titik panasnya. Jalan sekitar 500m mati lagi, dan terpaksa di glundungkan sampe Sarangan dan dibawa ke bengkel. Setelah dicek, ternyata selain mesin kepanasan (overheat) dia juga haus karena setelah minum 2 liter bensin mau hidup lagi. Tak apalah, jadi bahan hiburan orang2 di bengkel yang penting lanjut lagi perjalanan. Nampaknya rombongan tidak bisa hadir on time karena baru sampe Sarangan sudah pukul 12.40an...
Foto bareng pengantinnya |
ROMBONGAN DATANG TELAT
Undangan pukul 13.00 sebenarnya, namun karena turun gunung jalanan makin panas, makin padat, hausss, dan jalurnya nyasar mengakibatkan kita tiba di lokasi pukul 14.40an (4 jam perjalanan sejak keberangkatan...mantab) sebelum tiba di lokasi kita berhenti sejenak di perempatan SMPN 1 sudah dekat dengan lokasi dan dijemput Niken.
Siap ngangkut kripik tempe |
Datang di lokasi langsung jadi pusat perhatian, wajah sudah mulai kusut, terpanggang matahari dan debu jalanan, acara hampir bubar. Datang langsung duduk, makan, minum, lalu acara bubar. Tapi paling tidak bisa hadir sebelum bubaran. Setelah itu foto2 dan berpamitan untuk pulang. Tapi tuan rumah belum mengijinkan pulang sebelum membawa bungkusan yang buanyak berisi kripik tempe...Alhamdulillah :) semua kripik tempe masuk box GIVI E26 (Kapasitas 26 liter adalah ukuran yang cukupan untuk memboyong kripik tempe.hehe). Dan perjalanan panjang menuju solo dimulai lagi, kali ini mengambil rute biasa saja-jalur Ngawi - Sragen.
Menginjakkan kaki di pafing alun-alun |
ALUN-ALUN NGAWI
Karena perjalanan ini dimulai dari arah timur menuju barat, maka sudah menjadi resiko dihadang matahari, mata pedih, panas, pusing, lengka sudah. Lalu dipustuskan untuk istirahat sejenak di Alun-alun sambil menunggu matahari agak redup. Beli es legen, istirahat foto2 iseng dll. Sore hari di alun-alun senantiasa rame karena banyak orang yang berkunjung disini, mulai dari sekedar makan, minum, lari-lari, dan yang lainnya.
AMAZING TRACK WITH "SUMBER KENCONO"
Perjalanan menuju arah barat bagaikan siang dan malam, setelah siang pasti malam. Begitu pula dengan rute ini, setelah tadi mata panas menatap matahari sekarang matahari sudah mulai lembut, memberikan nuansa yang begitu indah di jalanan antar propinsi ini, matahari tenggelam dengan cantik biarpun tidak muncul sunset.
Jeruk terpaksa di ikat krn box udah buat nampung keripik tempe |
Mampir sejenak di pinggir jalan membeli Jeruk, sebelum masuk hutan Ngawi setelah itu lanjut masuk hutan. Jalanan makin gelap namun lalu lintas makin padat dan seperti adat yang ada di mana2, "Pengemudi mobil sering arogan dan TAK MAU didahului rombongan motor yang konvoi walaupun 2-3 motor saja" namun tak lama kemudian situasi berubah. Dari spion sudah kelihatan 1 bus besar menembakkan lampunya yang sangat menyilaukan, kalo diterjemahkan bunyinya "MINGGIR GUA MAU LEWAT!!!"
Sang Raja Jalanan lewat, Sumber Kencono...kalo yang ini udah lewat, yang lain ngalah semua (termasuk pengendara mobil pribadi yang PELIT N GAK MAU BERBAGI SAMA MOTOR) Kita pun ngikut sajalah. Kalo boleh dibilang ini mungkin kayak pelajaran IPA anak SD, simbiosis komensalisme antara ikan hiu dengan ikan remora. Sumber Kencono gak rugi apa2 kalo kita buntuti, tapi kita untung karena dari Ngawi sampe Sragen dibukain jalan sama dia. Yang penting ati2, n rem harus sehat karena SK kalo mau berhenti gak kira2.
Finish |
Akhirnya kita tiba dengan selamat di depan kos Ida jam 19.00, istirahat sejenak sambil makan 1 glundung jeruk bali berlima. Total jarak tempuh 250 km, Alhamdulillah...